“Jelas kami bersyukur, AMIN Muda Jateng menganggap ini adalah hal yang berkah dari langitlah. Sejauh ini kalau di tren sosmed, kami melihat Anies sangat sering unggul di X atau Twitter. Sementara TikTok itu memang sarangnya 02,” jelasnya.
Bahkan, live pertama kali yang Anies lakukan sama sekali tak ada penyampaian visi-misi maupun program kampanye. Obrolan santai yang Anies jalani secara interaktif, dengan menjawab pertanyaan dan keluhan dari pengguna, lanjut Naufal, mampu mengantarkan Anies mendapat julukan ‘father figure’ atau abah.
BACA JUGA: Tren Anies Bubble Geser Gemoy, Berpotensi ‘Curi’ Suara Prabowo-Gibran?
“Live pertama itu di mobil dan ada yang bertanya, kemudian Pak Anies memberi nasehat soal skripsi dan hal lainnya. Banyak yang memanggil Pak Anies sebagai abah. Kami bersyukur Pak Anies bisa melakukan terobosan baru dan itu juga Pak Ganjar dan Pak Mahfud tiru,” ungkapnya.
Menurutnya, tren ini sebagai ruang dialog terbuka yang Anies Baswedan sediakan kepada calon pemilihnya. Bahkan, meskipun tak membicarakan gagasan dalam live-nya, Anies mampu mendapat atensi publik utamanya Gen Z sebagai pengguna media sosial terbesar.
“Pas live ada yang minta rekomendasi buku. Pak Anies menyarankan dan saran itu banyak dikutip di akun medsos yang fokus pada narasi bacaan atau bookclub. Pak Anies juga memberi motivasi untuk yang kesusahan mengerjakan skripsi. Hampir banyak orang menganggap ini abah kita semua, ini kita butuh sosok pemimpin seperti ini di kemudian hari,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi