Tidak seperti pondok pesantren pada umumnya, Ponpes At-Tauhid tidak memberikan hukuman kepada santri yang kabur tersebut.
“Anaknya tidak kami hukum. Justru kami memberikan kenyamanan yang lebih kepada dia. Selanjutnya, kami bertanya apa dasar dia kenapa memilih untuk kabur,” ungkap Singgih.
Kaburnya santri rehabilitasi dilandasi berbagai faktor, namun yang paling sering terjadi adalah karena rindu keluarga di kampung halaman. Namun, zat berbahaya yang masih terkontaminasi dalam tubuh mereka menjadi alasan lain.
“Istilahnya dari pikiran mereka kan belum terkendali, masih terkontaminasi zat, jadinya dia nekat untuk kabur,” tambahnya.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Ponpes At-Tauhid Singgih justru mengambil sisi positif dari kejadian itu.
“Jadi ya memang saya sukanya ya itu. Ketika ada hal seperti itu ya saya improve diri saya jadi lebih sabar, sekaligus bisa menggali program yg ada pada Ponpes ini supaya tidak terjadi hal seperti itu lagi,” tutupnya.
Itulah informasi terkait Ponpes At-Tauhid. Semoga semakin banyak pondok pesantren lain yang ramah terhadap manusia-manusia yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan hidupnya (*).
Editor: Andi Naga Wulan.