SEMARANG, beritajateng.tv – Tidak hanya menekankan pendidikan akademik, SMP IT Al-Fateeh Semarang juga memiliki sistem pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang ketat dan berjenjang. Setiap siswa ditargetkan minimal hafal Juz 30 sebelum lulus, bahkan beberapa di antaranya sudah mencapai hafalan lebih dari 9 juz.
Kepala SMP IT Al-Fateeh, Fitrotul Fajrin, menjelaskan bahwa sekolah menerapkan program karantina hafalan bagi siswa yang belum mencapai target pada akhir tahun ajaran. Selama masa libur, mereka tetap masuk sekolah untuk fokus pada hafalan.
“Di akhir tahun itu ada program karantina. Jadi selama anak-anak libur, yang belum mencapai target tetap masuk dua sampai tiga jam setiap hari untuk khusus hafalan,” jelasnya saat ditemui di sekolah pada Selasa, 14 Oktober 2025.
BACA JUGA: Fokus Program MBG, SMP IT Al-Fateeh Semarang Tak Lagi Langganan Katering
Ririn, sapaan akrabnya, menerangkan bahwa sistem tahfidz di SMP IT Al-Fateeh tidak hanya berbasis kelas akademik, melainkan juga kemampuan hafalan. Jika siswa belum menuntaskan target Juz 30 hingga naik kelas, maka ia tetap mengikuti halaqah bersama kelas di bawahnya.
“Kalau sampai kelas 8 kok Juz 30 belum selesai, berarti ngajinya tetap ikut yang kelas 7. Jadi sistemnya fleksibel, tergantung capaian hafalan,” ungkapnya.
Dengan pola seperti itu, sekolah memastikan setiap siswa benar-benar memahami dan menguasai hafalannya, bukan sekadar mengejar jumlah juz.
Karantina hafalan jadi evaluasi akhir tahun
Program karantina hafalan menjadi momen penting untuk memastikan seluruh siswa siap naik level. Bagi yang belum memenuhi target, konsekuensinya yakni tidak bisa mengikuti halaqah hafalan bersama teman seangkatannya.
“Kalau sampai di kelas karantina itu dia belum menyelesaikan target, berarti konsekuensinya enggak ikut halaqah bareng teman-teman seangkatan,” terang Ririn.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa sekolah selalu memberikan pendampingan intensif dan motivasi agar setiap siswa dapat menyelesaikan hafalan tepat waktu.