Ika mengaku telah melaporkan peristiwa itu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang. Hanya saja, belum ada tinjauan langsung ke lokasi kejadian.
“Penyebabnya genteng atas bocor jadi kena eternitnya dan ambrol. Yang kena rak buku dan buku-buku yang ada di sana. Tinjuan belum ada karena kalau terkait dengan aset kita harus ada pengusulan penghapusan aset,” papar Ika.
Ika mengatakan, SDN Tambakrejo 01 sebenarnya telah dilakukan renovasi berupa peninggian lantai berulang kali. Langkah itu adalah satu di antara upaya untuk menghindari banjir. Hanya saja, banjir masih saja datang saat curah hujan tinggi selama beberapa hari.
“Dalam 10 tahun, sudah tiga kali peninggian. Efeknya kalau tahun kemarin itu tinggi banjir sekitar satu meja siswa atau satu meter lebih, kalau sekarang udah nggak begitu tinggi baik kelas maupun akses jalannya,” ucapnya.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Selama Januari 2025, BPBD Ungkap 40 Persen Lebih Daerah di Jateng Terendam Banjir
Hingga saat ini, total sebanyak 325 siswa SDN Tambakrejo 01 mengikuti pembelajaran jarak jauh sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Setidaknya, 15 guru memberikan tugas kepada siswa-siswi melalui perantara orang tua. Ada tiga tenaga kependidikan termasuk pegawai tata usaha tetap melakukan tugas administrasi secara daring.
“Kalau masih banjir ya kita terpaksa masih meliburkan siswa karena kalau melihat kesehatan anak, tidak begitu bagus. Jadi kesehatan anak harus kita jaga,” tandasnya. (*)