Unand telah berhasil mengembangkan EBT sebagai sumber energi alternatif bagi perusahaan PT Semen Padang. Sebelumnya, PT Semen Padang mengandalkan batu bara sebagai sumber utama energi.
Pengembangan EBT dengan teknologi biodrying
Dalam upaya untuk mencapai kemandirian energi, Unand menggunakan metode sederhana dalam pengolahan sampah organik menjadi bahan bakar alternatif. Sampah organik berupa daun kering dan ranting pohon dicacah dan dikeringkan dengan menggunakan teknologi biodrying.
Kerjasama antara Unand dengan PT Semen Padang menunjukkan hasil yang positif. Sejak berawal pada Februari 2023, Unand telah mengolah lebih dari lima ton daun dan ranting menjadi bahan bakar alternatif.
Bahan bakar tersebut telah mampu mengurangi persentase penggunaan batu bara di PT Semen Padang. Walaupun belum sepenuhnya menggantikan batu bara, langkah ini memberikan kontribusi besar dalam upaya menyelamatkan Bumi dari dampak perubahan iklim dan pemanasan global.
Fadjar Goembira, Koordinator bidang Energi dan Perubahan Iklim Tim Green Campus Unand, menyatakan bahwa pengolahan sampah organik menggunakan metode TOSS merupakan harapan besar untuk mencapai kemandirian energi nasional.
BACA JUGA: Ungkap Potensi Energi Terbarukan di Jateng, Gus Yasin: Ada Banyak Namun Belum Maksimal
Jika pelaksanaannya secara masif dan berkelanjutan, penggunaan batu bara dapat berganti dengan energi yang lebih ramah lingkungan.
Selain Unand, teknik pengolahan sampah organik dengan metode TOSS juga telah berhasil terkembangkan oleh salah satu desa di Denpasar, Bali. Keberhasilan ini menunjukkan potensi nilai ekonomis dari pengolahan sampah menjadi sumber energi alternatif.
Dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan dan perusahaan yang berpartisipasi dalam pengembangan EBT, Indonesia semakin mendekatkan diri pada pencapaian target kemandirian energi nasional.
Dukungan penuh dari pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global terkait energi dan lingkungan. (ant)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi