Sedangkan aset digital tidak memiliki bentuk fisik. Misalnya bitcoin sebagai koin digital, NFT sebagai foto digital, hingga metaverse sebagai lahan digital sama-sama tidak berbentuk fisik.
“Di mana itu masih dipertanyakan secara konsep investasi ada underlying asset atau tidak,” lanjut Akhmad.
Pahami profil risiko
Lebih lanjut, Akhmad menekankan, apapun aset investasi yang terpilih, seseorang harus memahami terkait profil risiko. Sebab, setiap aset memiliki profil risiko yang berbeda-beda.
“Kenali profil risiko diri kita terlebih dahulu, karena ketika kita sudah tau profil risiko itu bisa kita tanggung, silakan ambil untuk investasi,” bebernya.
BACA JUGA: Beri Literasi untuk Gen Z, Kepala RFB: Biar Doyan Investasi karena Ngerti
Ia pun berpesan kepada siapa saja yang masih belajar menanam modal untuk menggunakan uang kecil dulu. Baik aset riil, aset keuangan, ataupun aset digital.
Artinya, gunakan uang yang bukan bertujuan untuk membayar kebutuhan konsumsi primer. Atau dengan kata lain menggunakan “uang nganggur” atau “uang mati”.
“Pakai uang kecil dulu, sehingga ketika mengalami kerugian atau kegagalan investasi teman-teman tidak kehabisan modal,” pesan Akhmad. (*)
Editor: Farah Nazila