SEMARANG, beritajateng.tv – Guna menjaga koleksi tetap awet, Petugas konservator membersihkan pusaka keris koleksi Museum Ranggawarsita. Prosesi pembersihan yang kerap disebut sebagai jamasan itu dilakukan untuk merawat pusaka keris yang telah berusia ratusan tahun.
Nurodho, Petugas Konservator Museum Ranggawarsita menjelaskan, proses pencucian keris meliputi beberapa tahapan. Yang pertama, yaitu perendaman dengan larutan kelapa atau yang disebut sebagai pemutihan terhadap keris yang terindikasi berkarat.
Selanjutnya, keris akan dicelupkan atau diolesi air jeruk nipis yang berfungsi untuk melapisi bilah keris.
Terakhir, keris akan diolesi dengan minyak yang bertujuan agar bilah besi tidak bersentuhan langsung dengan udara yang bisa menimbulkan karat. Selain itu, pemolesan minyak juga dapat membantu mengembalikan warna asli keris.
“Tujuannya pemberian minyak itu akan keliatan antara bilah hesi dengan dengan pamornya. Di samping menimbulkan warna, minyak juga sebagai penghalang kotoran. Ketika ada kotoran tidak langsung kena ke kerisnya, tapi kejebak di minyaknya,” jelas Nurodho saat beritajateng.tv temui, Selasa, 24 Oktober 2023.
BACA JUGA: Ruang Pameran Terbatas, Museum Ranggawarsita Lakukan Rotasi Koleksi Secara Berkala
Ia lantas mencontohkan, hasil dari konservasi, terdapat satu buah keris yang awalnya berwarna hijau. Namun, setelah dilakukan proses pencucian ternyata keris berubah warna menjadi putih.
“Ini bukan berarti warnanya luntur pudar, tapi nanti setelah kami lakukan termin berikutnya akan terpisahkan kandungan besi dengan pamornya. Nanti besi akan berubah menjadi warna kelam, pamor warna keputihan,” lanjutnya.
Di sisi lain, Nurodho juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahap sebelum melakukan proses pencucian, yaitu melakukan inventaris kerusakan untuk menganalisa tingkat kerusakan masing-masing koleksi keris.