“Ada, CCTV tetap ada. Tapi bukan dari CCTV Polda, melainkan dari bangunan lainnya,” katanya.
Artanto turut menegaskan bahwa rekaman CCTV dari bangunan lain di sekitar lokasi memperlihatkan secara jelas peristiwa kecelakaan yang menewaskan Iko.
Rekaman tersebut sudah pihaknya tunjukkan dalam gelar perkara penyidik dengan penasihat hukum serta pihak keluarga korban turut menyaksikan.
“Jelas [terekam kecelakaan Iko dari CCTV bangunan lain] dan hal itu sudah penyidik gelar dengan disaksikan oleh penasihat hukum maupun dari pihak korban. Baik keluarga dari Iko maupun saksi yang kendaraan di depan,” tuturnya.
Ia memastikan, penasihat hukum keluarga Iko telah melihat langsung rekaman tersebut saat proses penyelidikan berlangsung. “PH (penasihat hukum)-nya sudah,” terang Artanto.
Menanggapi kemungkinan adanya sanksi atau kelalaian, Artanto mengatakan pihaknya telah meminta keterangan dari pengelola jaringan CCTV. Pemeriksaan tersebut untuk memastikan penyebab utama gangguan tersebut.
“Ya, ini kan kita sedang mengambil keterangan dari pengelola dan kendali dari semua CCTV itu. Apakah itu disengaja atau memang akibat dari akses dampak renovasi bangunan,” pungkas dia.
Kabar sebelumnya, kuasa hukum keluarga Iko Juliant Junior kecewa setelah mengetahui CCTV di Gedung Borobudur Polda Jawa Tengah rusak. Padahal, salah satu CCTV di gedung tersebut mengarah langsung ke Jalan Veteran, lokasi peristiwa yang menewaskan Iko pada Minggu, 31 Agustus 2025 dini hari.
Kuasa hukum korban dari Perhimpunan Bantuan Hukum (PBH) IKA FH Unnes, Naufal Sebastian, menilai kerusakan CCTV tersebut janggal. “Ya tentu saja mencurigakan,” ujar Naufal dalam sebuah wawancara, Senin, 10 November 2025.
Menurut hasil gelar perkara dengan Polrestabes Semarang, kerusakan CCTV disebut terjadi sejak Gedung Borobudur Polda Jateng direnovasi.
“Kami menegaskan soal bukti yang penyidik Lantas miliki dan menanyakan keberadaan CCTV di Polda. Jawabannya, CCTV rusak sejak Gedung Borobudur renovasi,” ujarnya.
Berdasarkan penelusuran tim advokasi, di area gedung tersebut terdapat sekitar enam tiang CCTV dengan total 12 kamera pengawas aktif. “Masa rusak semua?” ucap Naufal heran. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi











