SEMARANG, beritajateng.tv – Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah akan membuat 3 (tiga) rumah apung untuk keluarga di Sayung, Demak yang huniannya terendam banjir rob.
Tak hanya rumah apung, Disperakim Jateng juga merencanakan relokasi tiga rumah warga yang terdampak banjir. Hal itu terungkap oleh Kepala Disperakim Jateng, Boedya Dharmawan, saat beritajateng.tv jumpai di kantornya, Rabu, 18 Juni 2025 sore.
“Rumah apung tiga, relokasi rumah biasa tiga. Anggarannya kolaborasi dari Pemprov, Bank Jateng, dan kabupaten,” ungkap Boedya.
BACA JUGA: Rumah Apung Jadi Harapan Baru Warga Timbulsloko Terdampak Rob di Demak
Menurutnya, bantuan rumah apung dan relokasi rumah itu tak bisa menangani seluruh warga Sayung yang terdampak rob saat ini.
Dalam waktu dekat pun pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah pusat untuk meminta bantuan APBN dalam menuntaskan rob di Sayung, Demak.
“Ini belum kita tangani semua, ke depan akan kita alokasikan untuk anggaran tahun 2026. Semoga kita dapat kepastian penganggarannya, kita akan upayakan bisa teranggarkan di pusat lewat APBN,” jelasnya.
Butuh Rp120 juta untuk buat rumah apung sederhana
Boedya menyebut, anggaran yang ia perlukan untuk membangun rumah apung sederhana ialah Rp120 juta.
“Kita coba yang paling sederhana yaitu Rp120 juta. Anggarannya paling sederhana itu. Paling ideal memang rumah apung, yang kita laksanakan itu,” jelasnya.
Boedya pun menyebut rumah apung yang akan Pemprov Jateng bangun itu dekat dengan rumah asli warga tersebut. Alasannya, warga tak harus kehilangan rumah aslinya karena menggunakan rumah apung secara sementara saat air rob tinggi.
“Rumahnya masih banyak [utuh] tapi banyak yang sudah masuk air. Rumah apung dekat dengan rumah asli, kalau ini masuk airnya, ya sudah pindah ke rumah apung,” terang dia.
BACA JUGA: Mabes Polri Kirim Tim Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Demak, Termasuk Polwan Tanggap Bencana
Berdasarkan data yang Pemkab Demak berikan, ada 110 KK yang terdampak rob. Namun penyelesaiannya belum tentu membangun rumah apung.
“Kita pengin cepet eksekusi, yang sudah siap tiga yang kita eksekusi. Kalau 110 itu data yang terdampak rob, penyelesaiannya belum tentu rumah apung,“ jelas dia.
Untuk relokasi hunian, Boedya menyebut opsi itu bisa terwujud jika warga memiliki lahan lainnya di luar daerah terdampak rob.
“Lahan yang kita relokasi milik masyarakat sendiri, yang menghendaki relokasi karena mereka punya lahan sendiri,” papar Boedya.