Wahid tak menampik pengaruh suara kalangan Gen Z pada Pilpres 2024 ini tergolong besar. Sehingga, tren organik seperti akun @AniesBubble ini mampu membantu Anies meraih ceruk suara.
“@aniesbubble membangun komunikasi dua arah dengan pemilih secara genuine atau natural. yang kedua, eksplorasi gagasan atau membangun solusi atas berbagai persoalan juga ada pada akun itu,” jelasnya.
Desak Anies banyak diminati karena format Debat KPU ‘satu arah’
Selain gebrakan akun Anies Bubble yang penggemar K-pop buat untuk mendukung capres nomor urut 01 itu, acara ‘Desak Anies’ ini pun, bagi Wahid, mampu meningkatkan elektabilitas Anies belakangan ini.
Terlebih, debat capres-cawapres KPU yang hanya satu arah antara masing-masing paslon menjadi faktor pendukung mengapa Desak Anies begitu banyak orang minati.
BACA JUGA: Viral ‘Anies Bubble’, Akun X Kumpulan Kpoper yang Dukung Anies Baswedan Usai Ramai Live TikTok
“Format debat KPU nampaknya tidak cukup untuk eksplorasi dan terkesan lebih banyak di setting, baik dari aspek calon. Sehingga tidak nampak genuine,” ujarnya.
Kendati tak mendapat ‘hadiah’ bak kampanye pada umumnya, Desak Anies menjadi hal baru yang menurut Wahid hadir dalam Pilpres kali ini.
“Desak Anies mampu menarik perhatian orang tanpa harus diberi uang transport, konsumsi, kaos. Karena ada semacam diskusi gagasan, visi, program yang dimiliki capres dan cawapres dengan apa yang masyarakat keluhkan. Ini ada saling tukar. Ini relatif lebih genuine ketimbang debat KPU, itu titik tengahnya di sana,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila