Lewat program “Care Pasti Pas”, Elliya berharap paradigma penerima manfaat berubah dari penerima bantuan pasif menjadi individu yang peduli dan produktif.
“Sampah itu bukan kotoran, tapi sumber berkah kalau dikelola dengan benar. Harapan kami, panti ini jadi lingkungan yang bersih, hijau, dan berdaya secara ekonomi,” pungkasnya.
BACA JUGA: Kerja Sama DLH Kabupaten Semarang dan PT BLE, Sampah TPA Blondo Bakal Diolah Jadi Energi Listrik
Salah satu penerima manfaat, Rahmat (51) asal Wonodri, Semarang, mengaku kegiatan ini memberikan manfaat besar baginya dan rekan-rekan lainnya.
“Sosialisasi ini bagus sekali karena bisa membentuk karakter kami supaya lebih baik dan jadi contoh bagi penerima manfaat lain. Saya pribadi ingin terus belajar dan bisa mandiri dengan kreativitas sendiri,” ujarnya.
Rahmat yang sebelumnya bekerja serabutan di bidang taman kini berharap dapat mengembangkan keterampilan mengelola sampah dan pertanian kompos untuk mendukung kehidupannya setelah keluar dari panti. (*)
Editor: Farah Nazila












