SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merespons tujuh tuntutan Forum Masyarakat Borobudur Bangkit (FMBB).
Adapun tuntutan itu antara lain ialah membuka pintu 1 dan 2, memberikan voucer pada pengunjung untuk berbelanja ke Pasar Seni Kujon, hingga menolak Restoran Prana Borobudur di zona 2 yang menjual makanan, suvenir, dan oleh-oleh.
Selain itu, FMBB juga menolak pembatasan pengunjung 1.200 orang per hari atau 150 orang per sesi yang menjadikan Kawasan Candi Borobudur sepi.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mengungkap permintaan itu bisa terselesaikan oleh pengelola Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur.
BACA JUGA: FMBB Klaim Omzet Pedagang Borobudur Turun Sejak Relokasi ke Kampung Seni Kujon: Sehari Cuma Rp4 Ribu
“Nah, tadi kita sudah tugaskan, sebenarnya yang begitu tugas teknis yang masih bisa diselesaikan di tingkat TWC, yang di sana sudah terbentuk Taman Wisata Borobudur, kita mandatkan untuk itu. Mereka sudah mengamanatkan terbentuknya Forum Rembug Borobudur,” ungkap dia.
Saat beritajateng.tv jumpai di Gedung A lantai 4 Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Rabu, 16 April 2025, Sujarwanto mengaku pihaknya telah menerima tujuh permintaan tersebut. Ia tak menampik adanya permasalahan yang belum rampung hingga saat ini.
“Masih ada yang belum tuntas dan butuh diakomodir. Di Pasar Kujon masih belum seramai dulu, karena ada pembatasan kunjungan, lalu penutupan pintu akses masuk Borobudur. Beberapa segmen dari wilayah masuk itu [menyebabkan] UMKM-nya kolaps,” ungkap Sujarwanto.
Pembatasan pengunjung bikin UMKM Borobudur rugi
Soal pembatasan pengunjung yang membuat UMKM merugi, Sujarwanto menyebut hal itu bertujuan untuk mewujudkan quality tourism. Terlebih, kata dia, mewujudkan quality tourism tidaklah mudah.
“Pembatasan itu sebenarnya akan menuju pada quality tourism. Tapi masukan tadi ternyata menuju quality tourism itu butuh perubahan paradigma yang penting, maka coba lihat kembali,” paparnya.
“Karena bagaimana biar orang sedikit berkunjung tapi tetap high profit. Sementara yang pengin menikmati Borobudur masih banyak kan gitu,” sambung Sujarwanto.
Ia pun menyebut pembatasan wisatawan 1.200 per harinya masih ditinjau oleh pengelola TWC Borobudur.