SEMARANG, beritajateng.tv – Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI (Kemenko PM) menilai serbuan produk impor murah menjadi ancaman serius bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Kondisi tersebut membuat daya saing UMKM lokal semakin tertekan.
Asisten Deputi (Asdep) Pemasaran Ekonomi, UMKM, dan Koperasi pada Deputi Pemberdayaan, Ekonomi Masyarakat, dan Perlindungan Pekerja Migran Kemenko PM, Abdul Muslim, mengungkap kondisi UMKM saat ini tak baik-baik saja imbas keran produk impor yang membanjiri pasar lokal.
“Kalau kita bilang sebenarnya kondisi UMKM kita hari ini dalam kondisi tidak baik-baik saja. Kenapa saya bilang tidak baik-baik saja? Karena kurang bisa bersaing,” ujar Muslim saat dijumpai di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Selasa, 4 November 2025.
Muslim menilai kualitas produk luar negeri yang jauh lebih unggul serta dukungan kuat dari pemerintah asalnya menjadi faktor utama yang menekan pasar dalam negeri.
BACA JUGA: Soal Menkeu Purbaya Larang Impor Thrifting, Apindo Semarang: Langkah Lindungi Pengusaha Lokal
“Terlalu banyak produk-produk impor yang hari ini menggerogoti bangsa kita. Kualitasnya bagus, bahan bakunya juga berkualitas tinggi, dan ditopang oleh negaranya sendiri; tidak harus saya sebut negara apa,” ungkap Muslim.
Muslim mencontohkan, sebagian besar pakaian yang dijual di pusat grosir Tanah Abang justru bukan hasil produksi dalam negeri.
“Hampir semua, kurang lebih 90 persen produk di Tanah Abang itu dari impor. Bisa jadi pakaian yang kita pakai harganya cuma Rp30 ribu, tapi itu dari luar negeri,” ujarnya.
Ia menilai fenomena ini bukan sekadar soal harga murah, namun karena sistem produksi dan pemasaran produk impor sudah terintegrasi. Sementara UMKM lokal masih tertinggal dalam hal inovasi dan branding.
Produk impor banjiri pasar lokal, proteksi UMKM jadi kunci bersaing di pasar domestik
Untuk memperkuat posisi UMKM dalam pasar domestik, Muslim menegaskan perlunya transformasi besar dalam sistem pemasaran. Ia menyebut pemasaran adalah ujung dari seluruh proses produksi UMKM yang menentukan apakah produk bisa bertahan di pasar.
									












