Selain sebagai bentuk penghargaan, langkah ini juga menjadi strategi sekolah untuk menumbuhkan semangat berprestasi dan kompetisi positif di antara siswa.
“Anak-anak yang melihat temannya mendapat apresiasi jadi ikut termotivasi untuk berprestasi juga. Begitu pun yang sudah juara, mereka ingin lebih giat lagi,” katanya.
Dengan jumlah siswa mencapai 511 orang, SD Muhammadiyah Parakan terus mendorong setiap anak untuk berani tampil, berkreasi, dan bangga dengan pencapaiannya.
BACA JUGA: Masih Tahap Adaptasi, Sekolah Rakyat Temanggung Bakal Mulai Kegiatan Belajar Awal Oktober 2025
Menurut Darti, sekolahnya memiliki tim kreatif khusus yang beranggotakan para guru. Tim ini bertugas mendokumentasikan setiap kegiatan dan prestasi siswa agar tampil menarik di media sosial sekolah, baik di YouTube maupun Instagram resmi SD Muhammadiyah Parakan.
“Tim kreatif ini semua dari guru. Mereka yang memotret, mengedit, dan mengunggah konten di media sekolah. Jadi kalau lihat postingan kami di IG atau YouTube, itu hasil kerja mereka,” jelasnya.
Langkah SD Muhammadiyah Parakan menjadi contoh bagaimana sekolah dasar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Alih-alih menolak budaya digital, mereka memanfaatkan media sosial sebagai sarana edukasi, motivasi, dan apresiasi.
Postingan mereka bukan hanya menjadi arsip prestasi, tapi juga sarana membangun karakter positif, rasa bangga, dan kehangatan antara sekolah, siswa, serta orang tua.
“Yang penting anak-anak bahagia dan merasa dihargai. Karena prestasi itu tidak hanya tentang juara, tapi juga tentang proses dan semangatnya,” tandas Darti. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













