Ia menambahkan, pagar kandang tidak cukup kuat menahan kekuatan gajah agresif.
“Walaupun pagar itu tinggi dan kokoh, tetap bisa gajah runtuhkan dengan mudah saat birahi,” katanya.
BACA JUGA: Heboh Penemuan Gading Gajah Purba di Blora, Ahli Cagar Budaya: Perkiraan Berusia Ratusan Ribu Tahun
Meski gajah tersebut terantai, Haryanto menjelaskan bahwa gajah itu si pawang lepas sehari sekali untuk berjalan-jalan bersama. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi fisik dan mental agar tetap stabil.
“Kesehatan gajah terlihat dari kuku, warna kulit, dan postur tubuh. Gajah kami sehat, gemuk, dan bersih,” ujar Haryanto.
Ia juga menolak anggapan bahwa gajah di WGM tidak terawat. Menurutnya, perawatan rutin dari mahot dan dokter hewan memastikan gajah dalam kondisi prima.
“Gajah-gajah ini tidak hanya diawasi secara fisik, tetapi juga kesehatannya dipantau dengan cermat,” tandasnya. (*)