Pendapat para peneliti soal performa Gibran di debat Cawapres
Dari performa Gibran dalam debat Cawapres pada Jumat malam kemarin, Aljazeera menuliskan beberapa pendapat dari para peneliti dari beberapa negara.
Menurut Wilson, meskipun Gibran ingin melepaskan diri dari sebutan “nepo baby”, mungkin sulit untuk menghilangkan citra keluarganya sama sekali.
“Gibran menunjukkan bahwa dia, meskipun ada upaya untuk mencap dirinya sebagai generasi milenial yang berpikiran segar, masih tetap anak ayahnya, menggandakan komitmennya untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan khas Jokowi seperti proyek ibu kota Nusantara,” kata Wilson.
Adapun peneliti lain yang menilai bahwa Gibran berhasil membuktikan bahwa ia paham dengan apa yang ia lakukan.
“Kesan saya secara keseluruhan adalah bahwa setiap orang yang ragu-ragu dan mengira Gibran tidak tahu apa-apa, terbukti salah.” Kata peneliti di Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Singapura Alexander Arifianto.
Ada juga pengamat yang memandang Gibran hanya mengandalkan slogan dan fakta, menempatkan gaya di atas substansi.
“Dia mungkin berlatih lebih baik di bandingkan dua kandidat lainnya, yang mungkin akan mengesankan beberapa pemilih. Namun, tanggapannya tidak memiliki substansi kebijakan, hanya mengandalkan kombinasi slogan dan fakta.” Ujar dosen studi politik dan keamanan di Universitas Murdoch, Perth, Australia Ian Wilson.(*)