KENDAL , 7/5 (BeritaJateng.tv) – Syawalan merupakan tradisi bermaaf-maafan setelah hari raya Idul Fitri yang sudah berlangsung turun-temurun, yang digelar rutin seminggu setelah atau hingga Lebaran Ketupat pada hari ke-tujuh bulan Syawal.
Tradisi Syawalan digelar sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan menikmati kehidupan dengan lebih baik lagi kedepannya. Selain itu, tradisi ini untuk lebih mendekatkan kepada Allah SWT.
Di Kaliwungu Kabupaten Kendal, Syawalan bukan hanya diadakan kegiatan ziarah makam, tetapi ada juga pasar malam. Pasar malam ini seperti pasar yang dimana isinya banyak permainan seperti ombak banyu, komudi putar, kereta api mini kora-kora, sangkar putar dan lain-lain.
Selain itu, di syawalan Kaliwungu juga dipenuhi para pedagang musiman atau tiban yang menjual berbagai pernak-pernik mainan dan juga tanaman buatan (sintetis).
Tak ayal, hal tersebut membuat volume sampah di kawasan Alun-alun
Kaliwungu sejak hari Lebaran hingga syawalan meningkat dua kali lebih banyak dari hari-hari biasa.
Meningkatnya volume sampah karena adanya pengunjung dari berbagai daerah dan pedagang tiban yang meramaikan tradisi Syawalan Kaliwungu.
Salah seorang pedagang kaki lima, Ria berharap, lokasi area tradisi Syawalan harus selalu bersih, sehingga sampah yang sudah menumpuk harus segera diangkut.
“Kita sudah sepakat dengan pemerintah desa, supaya mengimbau kepada pada pedagang di acara Syawalan untuk ikut menjaga kebersihan kawasan pasar malam. Semuanya, tanpa terkecuali,” ujarnya, Sabtu (7/5/2022).
Menurutnya, dengan banyaknya pedagang tiban, volume sampah menjadi lebih banyak. Namun demikian, petugas tetap jangan sampai terlambat membersihkan sampah yang sudah menumpuk.
“Sampahnya tambah banyak sih, jadi kalau terlambat diangkut kan baunya terasa. Kita juga sepakat agar tiap lapak menjaga kebersihan lingkungan lapaknya masing-masing. Sampahnya dikumpulkan dalam satu wadah biar petugas kami lebih mudah dan cepat dalam memungutnya nanti,” ungkap Ria.