“Orang tua atau keluarga yang mendengar bahwa anaknya terkena kanker, secara psikologis yang terjadi menolak, ‘ah mosok to’ mereka denial dulu,” paparnya.
Setelah melalui masa yang cukup panjang, orang tua dan keluarga baru bisa menerima fakta dan berusaha mencari informasi terkait kanker.
“Saat mereka baru menerima kenyataan itu, proses berikutnya adalah saling komunikasi dengan dokter. Komunikasi antara keluarga menjadi penting dan saling percaya,” papar Bambang.
BACA JUGA: Ternyata ini 5 Bahaya Mengkonsumsi Anggur Muscat yang Mengandung Pestisida, Berisiko Kanker
Menurut Bambang, hal yang penting untuk pemerintah lakukan saat ini adalah memasifkan sosialisasi terhadap masyarakat atas gejala dini kanker pada anak. Pasalnya, karakteristik kanker pada anak berbeda dengan kanker pada orang dewasa
Kanker pada anak hanya bisa dikenali melalui gejala dini. Seperti panas, nyeri di tulang, benjolan berukuran 2-3 sentimeter, dan pendarahan.
“Yang sering pada anak adalah nyeri tulang yang berpindah-pindah. Ini harus segera di deteksi dari dini,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila