Tak hanya berpuasa dan mengadakan puja sebulan penuh, anjangsana juga berlangsung dengan melakukan puja dari rumah umat Buddha satu ke rumah umat lainnya secara bergantian.
“Rumah ke rumahnya bagaimana? Bergantian mengunjungi rumah umat. Umat yang berkenan rumahnya digunakan untuk puja, misal besok rumah A, besok rumah B,” tuturnya.
Menjadi hari raya besar milik umat Buddha di seluruh dunia, hari raya Waisak ini sangatlah penting. Bahkan, Bhikku Cattamano membenarkan para Bhikku dari Thailand tersebut berjalan kaki untuk sampai ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
“Itu ada sebanyak 30-an Bhikku, lewat Myanmar, Malaysia, Singapura, terus nyebrang ke Sumatera, kemudian tiba saatnya sampai di Borobudur. Saat ini mereka sudah dalam perjalanan, hanya kami tidak mengikuti sudah seberapa jauh dan bagaimana kondisinya,” tandasnya.
Baginya, hal tersebut merupakan tekad yang kuat bagi para Bhikku untuk memeringati hari raya Waisak di Candi Borobudur. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi