“Kami sedang pendekatan ke masyarakat, karena masalah utamanya meletakkan kontainer adalah masyarakat yang didekati sama kontainer ini enggak mau. Padahal sampah itu kan dari lingkungannya, mereka yang buang,” papar dia.
Terkait polusi udara dari asap pembakaran sampah yang meresahkan masyarakat, Agustin mengaku tak dapat menyelesaikan lantaran bukan berada di wilayah Kota Semarang.
“Asapnya itu karena ada yang membakar sampahnya. Orang sebelah, jadi kita enggak bisa ngatur. Tetangga kabupaten. Kita tidak bisa mengatur,” jelasnya.
Menurutnya, salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan melaporkannya ke Pemerintah Provinsi agar bisa menyelesaikan persoalan. (*)
Editor: Elly Amaliyah