BACA JUGA: Pemkot Semarang Tambah Anggaran Rp 15 Miliar Program UHC, Bisa Biayai 10 Ribu Warga Tak Mampu
Penyakit infeksi pernapasan tercatat sebagai jenis keluhan terbanyak dalam program ini. Hal ini menunjukkan urgensi kehadiran perlindungan kesehatan yang merata dan responsif, terutama untuk penyakit umum yang bisa menyerang siapa saja.
Dalam konferensi pers 100 hari kepemimpinan Agustin-Iswar beberapa waktu lalu, Walikota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan bahwa fokus pemerintah adalah memastikan akses kesehatan warga baik dari sisi infrastruktur maupun pembiayaan.
“Kita pastikan masyarakat Kota Semarang dapat melayani kesehatannya dari sisi infrastruktur maupun pembiayaan. Ada penambahan kuota di mana target penambahan hingga 90.000 kepesertaan aktif pada UHC. Realisasi hingga Mei ini sudah lebih dari 30.000 peserta,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa perluasan ini bukan berarti pemerintah berharap warga jatuh sakit, tetapi menjamin bahwa jika terjadi, masyarakat tidak akan terbebani biaya. “Semarang akan semakin bisa maju apabila masyarakatnya sehat,” tambah Agustina.
Selain jaminan kesehatan, Pemkot Semarang juga memberikan perhatian serius terhadap jaminan keselamatan kerja, khususnya bagi para pekerja rentan. Melalui program Pijar Semar, tercatat sebanyak 7.217 pekerja telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Angka ini menunjukkan respons atas keluhan masyarakat yang diterima Walikota maupun Wakil Walikota sejak awal masa jabatan. “Jumlahnya tidak main-main. Ini akan terus didata dan dikembangkan,” sambungnya.
Sebagai bentuk intervensi aktif, Pemkot menggunakan APBD untuk membiayai iuran BPJS bagi 7.217 pekerja rentan tersebut. Selain itu, melalui skema BPH JHT, sebanyak 500 pekerja juga menjamin perlindungan jangka panjangnya.
Walikota Agustina juga menegaskan bahwa upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan juga dengan pembangunan infrastruktur.
“Apa yang kurang dari kesehatan? Sarana. Jadi Pustu (Puskesmas Pembantu) harus ditambah, Puskesmas harus ditambah, rumah sakit juga. Kalau belum bisa nambah. Ya bekerja sama dengan rumah sakit swasta,” ujarnya.
Ia berharap setiap wilayah memiliki akses terhadap layanan kesehatan rujukan yang layak. “Kalau sekarang masih Pustu, ya meningkat jadi Puskesmas. Yang belum punya, kita bangun Pustunya. Kita ingin hadirkan lembaga kesehatan yang proper,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah