Jateng

Walikota: Selain Jadi Solusi Banjir, Kolam Retensi Disiapkan Jadi Sumber Air Baku Kota Semarang

×

Walikota: Selain Jadi Solusi Banjir, Kolam Retensi Disiapkan Jadi Sumber Air Baku Kota Semarang

Sebarkan artikel ini
Walikota: Selain Jadi Solusi Banjir, Kolam Retensi Disiapkan Jadi Sumber Air Baku Kota Semarang
Tinjauan lapangan penanganan banjir Kota Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Walikota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menegaskan bahwa prioritas utama Pemerintah Kota Semarang saat ini adalah menangani warga yang terdampak banjir di wilayah timur kota.

Sejumlah langkah cepat telah dilakukan, termasuk pengoperasian maksimal seluruh pompa air di kawasan tergenang.

“Pompa-pompa kita sekarang terus bekerja membuang air di wilayah terdampak. Kami fokus membantu warga terlebih dahulu,” ujar Agustina saat meninjau lokasi banjir, Senin, 3 November 2025.

Ia menjelaskan, penanganan banjir kali ini dilakukan secara terpadu antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat. Berkat koordinasi tersebut, salah satu penyebab utama lambatnya surut banjir akhirnya bisa pemerintah temukan.

“Empat hari lalu, Pak Gubernur dan tim menemukan bahwa air tidak bisa mengalir ke laut karena tertahan gundukan tanah proyek tol. Sekarang sudah di jebol oleh Pak Dandim dan BPBD, dan air mulai lancar menuju laut,” jelasnya.

Menurut Agustina, setelah aliran air terbuka, tahap berikutnya adalah manajemen pompa dan pengaturan buka-tutup saluran air. Ia optimistis, jika sistem ini berjalan baik, banjir akan lebih cepat surut.

Namun, tantangan lain muncul saat air laut pasang. Ketika permukaan laut lebih tinggi dari muara sungai, saluran air harus ditutup sementara. Untuk mengatasinya, pemerintah berencana memanfaatkan kolam retensi sebagai tempat penampungan air sementara.

“Kolam retensi ini ke depan bisa berfungsi ganda, bukan hanya untuk menampung air tapi juga menjadi sumber air baku bagi PDAM. Dengan begitu, kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap air tanah dan menekan risiko penurunan muka tanah,” ujarnya.

Agustina juga menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kini tidak lagi menerbitkan izin pengambilan air tanah baru (APT). Namun, bagi yang masih beroperasi, solusi jangka panjangnya adalah memanfaatkan air dari kolam retensi setelah pengolahan limbah berjalan optimal.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan