“Menurut saya, kebetulan kota ini identik dengan makanannya soto. Sehingga kalau jadi warisan budaya tak benda malah bagus, dan jadi daya tarik wisatawan tersendiri,” imbuhnya.
Soto Mas Boed sendiri telah berdiri sejak 2006. Soto ini memulai usahanya dari warung teras rumah.
“Setelah tiga tahun, baru bisa membuka cabang dan berkembang lebih besar, hingga membuka ruko di Banyumanik. Sekarang sudah punya tiga cabang. Di Banyumanik, Siliwangi, dan Kedungmundu,” papar dia.
BACA JUGA: Jangan Sampai Kelewat! Ini Rundown Semarang Night Carnival 2025
Ia menyebut, ciri khas Soto Mas Boed yakni bawang goreng yang melimpah dan kuah soto yang kaldunya dari ayam asli.
“Kuah kaldunya dari ayam asli, brambang bawang dan rempah gak pelit dan juaralah. Satu mangkok soto berisi nasi, soun, bawang, dan ayam kampung,” sebutnya.
Anggota PPJI dari Resto Kampung Nasi, Krisna, mengaku telah menyiapkan 150 mangkok soto dalam event tersebut.
“Sudah menyiapkan dari jam 14.00 WIB. Dari rice bowl, dengan tim tiga orang. Semoga semakin ramai acara di Kota Semarang dan bisa mengumpulkan warga kota Semarang untuk guyub. Sekaligus mempromosikan kampung nasi agar semakin maju,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi