Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas berat saat siang hari dan memperbanyak asupan cairan.
Panas Ekstrem di Pulau Sumatera dan Kalimantan
Suhu panas juga melanda Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Kota ini mencatat suhu tertinggi hingga 37,5°C pada minggu kedua Oktober.
Menurut BMKG, minimnya curah hujan memperkuat efek panas di wilayah tersebut. Kondisi serupa terjadi di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, dengan suhu mencapai 37°C.
Cuaca kering yang melanda sering menyebabkan suhu Pontianak, yang dikenal sebagai “kota khatulistiwa,” menjadi tinggi.
BMKG menjelaskan bahwa dominasi monsun Australia yang membawa massa udara kering menyebabkan panas ekstrem ini.
BACA JUGA: Darah dan Semangat: Tragedi dan Heroisme di Pertempuran Lima Hari Semarang
Hal ini membuat awan sulit terbentuk dan menyebabkan sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa hambatan.
Masyarakat Harus Waspada Dampak Kesehatan
BMKG memperkirakan kondisi suhu tinggi ini akan berlangsung hingga akhir Oktober. Oleh karena itu, pemerintah mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap risiko kesehatan seperti dehidrasi, kelelahan, dan gangguan pernapasan ringan.
BMKG juga menyarankan penggunaan pakaian berbahan ringan, penggunaan tabir surya, dan menghindari paparan sinar matahari langsung pada pukul 10.00 hingga 15.00.
Pemerintah meminta pemerintah daerah memperkuat sosialisasi agar masyarakat lebih siap menghadapi cuaca ekstrem.
Sebagai informasi, fenomena suhu tinggi ini merupakan siklus tahunan yang biasa terjadi saat puncak musim kemarau.
Meski begitu, intensitas panas pada Oktober 2025 tergolong lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.