SEMARANG, beritajateng.tv – Pelajar pendaki asal Kota Semarang, Naomi Daviola Setyanie, dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Slamet pada Minggu, 6 Oktober 2024. Beruntung, ia kini telah ditemukan dalam keadaan sehat setelah dua hari pencarian.
Kasus hilangnya pendaki gunung di Indonesia bukan pertama kali terjadi. Bahkan, beberapa hari yang lalu hal serupa terjadi pada Rafi Mubarok, pendaki asal Jakarta yang dilaporkan hilang di Gunung Rinjani.
Kedua kejadian tersebut tentu menjadi peringatan agar dapat berhati-hati saat melakukan pendakian. Terlebih, bagi anak-anak muda atau pendaki pemula.
Salah satu cara berhati-hati yakni dengan mengetahui apa saja yang bisa dipersiapkan sebelum dan ketika melakukan pendakian. Misalnya seperti tips yang dibagikan oleh salah satu pendaki senior di Kota Semarang, Fajar Shidiq.
BACA JUGA: Sempat Hilang di Gunung Slamet, Siswi SMK Asal Semarang Telah Ketemu, Begini Kondisinya
Fajar menuturkan, dalam melakukan pendakian, seseorang mesti melakukan persiapan fisik setidaknya dua pekan hingga satu bulan sebelumnya. Tak hanya itu, mereka juga harus beradaptasi dengan suhu dingin seperti yang ada di daerah pegunungan.
“Minimal dua minggu sebelum mendaki, kita sudah sering jogging atau cari angin sebelum subuh. Biar saat mendaki, kita juga bisa menyesuaian suhu,” ungkap Fajar kepada beritajateng.tv, Selasa, 8 Oktober 2024.
Fajar menyebut, kebutuhan logistik darurat juga menjadi barang yang wajib ada di tas pendaki pemula, contohnya tabung oksigen portabel dan emergency blanket.
“Kenapa oksigen perlu, karena di ketinggian kan oksigennya semakin sedikit. Kita tetap waspada aja misal tiba-tiba sesak napas. Kalau emergency blanket berfungsi kalau terjadi hipotermia,” pesan Fajar yang telah melakukan aktivitas pendakian sejak tahun 1999 itu.
Alat mahal pendaki gunung belum tentu bagus
Fajar melanjutkan, seorang pendaki mesti mempersiapkan perlengkapan logistik dan peralatan secara lengkap dan mendetail, mulai dari logistik, tenda, hingga pakaian.