SEMARANG, beritajateng.tv – Kasus penipuan lomba tari tradisional berhadiah trofi Gubernur Jawa Tengah terus bergulir. Kali ini, perwakilan sanggar tari melaporkan Ketua Semarang Economy Creative (SEC), Mei Sulistyoningsih, ke Polda Jawa Tengah, Kamis, 26 Desember 2024.
Perwakilan sanggar tari, Fandy Susilo Wibowo, menyebut alasannya membuat laporan ke Polda ialah tak ada itikad baik dari Mei Sulistyoningsih sejak lomba tari tradisional itu berlangsung pada Jumat, 20 Desember 2024 lalu.
“Sejak insiden itu sampai hari ini belum ada pelaporan, karena menunggu itikad baik pihak panitia, tapi sampai hari ini gak ada komunikasi sama sekali. Panitia gak ada menghubungi kami, jadi itikad baik itu mereka abaikan. Otomatis per hari ini dari pihak korban melaporkan ke pihak polisi,” ungkap Fandy saat beritajateng.tv jumpai di Polda Jawa Tengah.
Menurut keterangannya, ada 35 kelompok tari dengan anggota sebanyak 178 orang yang dirugikan atas kejadian itu. Fandy menuturkan, ada kerugian material dan nonmaterial dari korban.
“Kalau yang material kita lihat dari biaya pendaftarannya, 100 ribu per kelompok, kalikan 35 kelompok. Ada juga rugi riasan, itu yang jadi sakit hati kami. Rias kostum, properti, itu mahal. Ada juga yang dari luar kota, transport-nya pakai bis. Itu menjadi keyakinan kami bahwa ini tidak serta-merta hanya soal pendaftaran, ada sisi lain yang harus panitia pertanggungjawabkan,” tegas Fandy.
Fandy berharap, pelaporan Mei Sulistyoningsih ke Polda Jawa Tengah berbuah hasil sesuai dengan kerugian yang ratusan penari alami.
“Pertama, kalau kita melihat tahapannya kan dari ultimum ke medium; kalau pengadilan proses terakhir, jalan terakhir. Pada dasarnya kami nunggu itikad baik, kami nunggu mediasi yang baik dari panitia, apabila gak ada itikad baik dari panitia kami akan menyerahkan ke polisi, pengadilan, dan sebagainya,” jelas dia.
Fandy kesulitan hubungi Mei, tak ada permintaan maaf dari panitia lomba tari sejak insiden
Lebih lanjut, awak beritajateng.tv mencoba menghubungi Mei Sulistyoningsih pada Rabu, 25 Desember 2025. Namun, Mei sama sekali tak merespons.