SEMARANG, beritajateng.tv – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kuat Nursiam, menerima kekerasan dan intimidasi dari aparat kepolisian.
Kekerasan dan intimidasi itu ia terima sejak saat aksi demonstrasi tolak RUU TNI di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Kamis, 20 Maret 2025 lalu. Kuat mengatakan, ada lima polisi yang mengeroyok dirinya pascaaksi.
Bahkan, aksi salah satu polisi yang hendak menariknya terekam video dan viral di media sosial.
“Sesuai video kemarin, tanpa alasan yang jelas, saya ditarik ke dalam mobil komando. Di sana saya dicekik, ditarik, dipukul, ditendang di bagian kepala dan hendak diculik oleh aparat tidak berseragam,” katanya kepada beritajateng.tv, Minggu, 23 Maret 2025.
BACA JUGA: Tanggapi UU TNI, Pengamat Undip Singgung Trauma Sejarah: Ingatan Kolektif Rakyat Belum Hilang
Atas tindakan aparat kepolisian saat itu itu, Kuat mengaku mengalami luka di sekujur tubuhnya, mulai dari bibir pecah, memar di punggung, hingga robek di pelipis kepala.
“Bagian pelipis kanan saya robek 2 titik sebesar kurang lebih 0,3 sentimeter dan 0,5 sentimeter. Dan beberapa luka memar pada belikat kanan kiri,” jelas Kuat.
Mirisnya, intimidasi polisi terhadap Kuat masih berlanjut hingga hari ini. Ia menyebut, ada anggota polisi yang menanyakan keberadaannya hingga ke lingkungan kampus Unnes.