SEMARANG, 12/10 (BeritaJateng.tv) – Partisi perempuan dalam pemilu jadi pembahasan hangat dalam webinar yang digelar Bawaslu Kota Semarang.
Acara virtual yang mengangkat tema kontribusi dan tantangan Pemilu serentak itu, diikuti peserta dari berbagai daerah.
Beberapa narasumber berkompeten dihadirkan dalam kegiatan tersebut, seperti Ketua Bawaslu Kota Semarang, Muhammad Amin, Lamlam Musrofah anggota Bawaslu RI, Fajar Saka eks Ketua Bawaslu Jateng Periode 2017-2022 dan Krisseptiana Hendrar Prihadi.
Dalam kesempatan itu, Krisseptiana Hendrar Prihadi menjelaskan, perempuan bisa berperan dalam politik dan memberi kontribusi dalam Pemilu.
Meski demikian, istri Hendrar Prihadi itu mengatakan masih ada keterbatasan yang dialami perempuan.
“Tren pencalonan keterwakilan perempuan terus meningkat dalam pemilu, di Kota Semarang pada Pemilu 2009 keterlibatan perempuan di angka 31,8 persen, pada 2014 menjadi 37,4 persen dan kembali naik menjadi 40 persen pada Pemilu 2019,” ujar wanita yang akrab Tia ini.
Dari data tersebut, Tia menuturkan, semakin tinggi keterwakilan perempuan, semakin kuat pengaruhnya dalam hal membuat kebijakan.
“Meski demikian, namun faktanya justru tingkat keterpilihan perempuan dalam politik di Kota Semarang terbilang rendah. Karena di DPRD Kota Semarang tingkat keterpilihan perempuan hanya 18 persen atau hanya 9 orang dari 50 wakil yang mengisi kursi,” ujarnya.