Jateng

Ratusan Siswa Keracunan MBG, 2 SPPG Banyumas Disebut Layani Lebih dari 10 Sekolah per Hari

×

Ratusan Siswa Keracunan MBG, 2 SPPG Banyumas Disebut Layani Lebih dari 10 Sekolah per Hari

Sebarkan artikel ini
SPPG Blora
Dua petugas kesehatan dari Puskesmas Ngawen saat melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) di SPPG Ngawen 1 Blora, Senin, 22 September 2025. (Heri/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Imbas ratusan pelajar yang keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di Banyumas, Jawa Tengah, dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terpaksa dihentikan sementara operasionalnya. Adapun dua SPPG itu ialah SPPG Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, dan SPPG Sudagaran, Kecamatan Banyumas.

Koordinator Wilayah (Korwil) SPPG Banyumas, Luki Ayu, membenarkan dua SPPG itu sudah berhenti operasional untuk sementara. Luki mengungkap, sampel makanan dari kedua SPPG itu sudah pihaknya berikan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dan puskesmas untuk dilakukan uji sampling.

“Selanjutnya uji sampling makanannya ya, lihat apakah memang penyebabnya dari makanan atau bukan. Setelah itu, kami melakukan pemantauan kepada siswa yang terdampak atau menjadi korban dari KLB (kejadian luar biasa) ini. Kita update setiap hari untuk jumlahnya, sambil kita pantau,” ujar Luki via WhatsApp Call, Selasa, 30 September 2025.

BACA JUGA: Ramai Kasus Keracunan MBG, Prabowo Panggil Kepala BGN untuk Menindak Lanjuti

Menurut keterangan Luki, kedua SPPG tersebut melayani lebih dari 5 (lima) sekolah. Namun, Luki tak dapat menyebut jumlah pastinya. Jika digabungkan, Luki membenarkan kedua SPPG itu melayani lebih dari 10 sekolah.

“Lebih dari lima [sekolah] ada. Kalau di Sudagaran, Banyumas itu lima sekolah. Kalau di Karanglewas kayaknya lebih dari lima. [Sekitar 10 sekolah] mungkin ya, sekitar segitu,” akunya.

Adapun satu SPPG, kata Luki, bisa menyajikan 3 ribu porsi makanan setiap harinya.

“Di angka tiga ribuan ya,” terangnya.

Minta mitra SPPG melapor jika ada kerusakan pada alat masak maupun bahan pangan

Usai kejadian ratusan siswa keracunan, Luki menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi internal terhadap SPPG. Tak hanya itu, kata dia, puskesmas pun telah turun tangan untuk melakukan pengecekan terhadap alat-alat masak.

“Semua alat itu dicek, apakah dari freezernya yang bermasalah atau dari kompornya bermasalah, itu semuanya dicek. Kami juga mengharapkan kepada mitra kalau memang ada sesuatu yang rusak segera diperbaiki agar kita bisa menjaga kualitas makanan,” tegas dia.

Kepada mitra program MBG, Luki berharap mereka dapat segera melapor jika alat masak maupun hal lainnya mengalami kerusakan untuk mencegah kejadian serupa.

“Jadi sembari kita libur operasional, dari mitra berusaha melengkapi alat-alat, memperbaiki alat-alat. Dari pihak Kepala SPPG-nya memperbaiki administrasi baik untuk internal SPPG artinya karyawannya dan juga dari supplier,” sambung Luki.

Luki menambahkan, pihaknya bersama Badan Gizi Nasional (BGN) akan memperketat standar higienitas di SPPG. Salah satunya dengan mewajibkan sertifikasi sebelum kembali beroperasi.

“Dari BGN akan melakukan pemeriksaan ya,” terangnya

Usai keracunan, SPPG di Banyumas kebut sertifikasi SLHS

Ia mengungkap, BGN mendorong agar setiap SPPG mengantongi sertifikat higienitas dan sanitasi makanan (SLHS). Saat ini, kata Luki, proses SLHS sudah mulai dikebut.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan