SEMARANG, beritajateng.tv – Langit malam Semarang pada Selasa, 14 Oktober 2025 penuh cahaya merah-oranye dan letupan efek teatrikal dari pertunjukan “Pertempuran Lima Hari di Semarang” yang berlangsung megah di kawasan Tugu Muda.
Meski berdesakan, ribuan warga di sekitar monumen bersejarah itu larut dalam suasana heroik yang seolah membawa mereka kembali ke tahun 1945.
Dari kejauhan, sorot lampu menembus kabut buatan. Aktor-aktor berpakaian pejuang berlarian di sekitar Tugu Muda. Setiap adegan menggambarkan babak demi babak perjuangan rakyat Semarang, lengkap dengan narasi yang menggetarkan hati.
BACA JUGA: Teatrikal Pertempuran Lima Hari di Semarang Libatkan 120 Aktor
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, yang turut hadir dalam acara tersebut, menegaskan pentingnya momen ini sebagai pengingat perjuangan para pahlawan sekaligus pemupuk semangat nasionalisme bagi generasi muda.
“Memperingati Pertempuran Lima Hari di Semarang tentu saja mengingatkan kita pada perjuangan para pahlawan. Tadi juga ada fragmentasi yang menggambarkan kejadian waktu itu. Ini menggugah semangat nasionalisme dan cinta kita kepada bangsa,” ujar Sumarno seusai pertunjukan.
Ia menambahkan, semangat gotong royong dan persatuan yang para pejuang tunjukkan menjadi inspirasi dalam konteks kekinian.
“Kondisi sekarang adalah bagaimana kita berjuang membangun bangsa ini lewat kekompakan dan kerja sama. Nilai-nilai itu yang harus terus kita jaga,” tegasnya.
Pertempuran Lima Hari di Semarang: Dari Pertunjukan Sejarah ke Festival Wisata
Menurut Sumarno, gelaran tahun ini terasa jauh lebih meriah ketimbang tahun sebelumnya. Ia bahkan menilai, kegiatan ini berpotensi dikembangkan sebagai agenda wisata sejarah tahunan yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Daripada tahun lalu, ini jauh lebih meriah. Saya juga sudah sampaikan ke Bu Wali [Kota Semarang], acara ini bisa ditawarkan sebagai destinasi wisata sejarah bagi masyarakat luar Kota Semarang, bahkan luar negeri,” katanya.