SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menegaskan arah pembangunan daerah pada 2026 akan difokuskan pada penguatan sektor pertanian dan perkebunan sebagai penumbuh sekaligus lumbung pangan nasional.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah Jawa Tengah, Zulkifli, mengatakan sektor pertanian menjadi tumpuan utama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.
“Jawa Tengah diarahkan sebagai lumbung pangan nasional. Itu menjadi salah satu langkah strategis di 2026,” ujar Zulkifli usai diskusi “Outlook 2026: Refleksi, Capaian, dan Tantangan Pembangunan Jawa Tengah” pada Sabtu, 27 Desember 2025.
Strategi itu telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jawa Tengah 2026.
BACA JUGA: Dukung MBG, Pemkab Blora Dorong Petani Melon Hidroponik Lokal Pasok SPPG
Ia mengakui, berdasarkan paparan data Badan Pusat Statistik (BPS), masih terdapat sejumlah tugas yang perlu penyelesaian dalam penguatan sektor pertanian. Salah satunya adalah pola kelompok tani yang selama ini masih berfokus pada penerimaan bantuan, seperti bibit, pupuk, dan alat mesin pertanian.
Ke depan, kelompok tani harapannya tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi mampu berdaya secara mandiri. Salah satu langkah yang ditempuh adalah memperkuat akses permodalan bagi petani melalui berbagai skema pembiayaan.
“Penguatan akses modal menjadi kunci, misalnya melalui KUR petani dari Bank Jateng, BPR BKK, dan BKK Jateng. Ada tiga unsur pembiayaan yang bisa dimaksimalkan,” jelasnya.
Aspek Jaminan Usaha Tani Demi Lumbung Pangan Nasional 2026
Selain permodalan, aspek jaminan usaha tani juga menjadi perhatian serius. Menurut Zulkifli, petani membutuhkan kepastian dan rasa aman dalam menjalankan aktivitas produksi.
“Petani itu butuh kepastian. Kalau bekerja, ada yang menjamin. Itu bisa melalui Jamkrida [Jaminan Kredit Daerah],” katanya.













