SEMARANG, beritajateng.tv – Hiruk pikuk kendaraan melintas terdengar jelas dari dalam rumah tua yang berlokasi di pinggir Jalan D.I Pandjaitan, Kota Semarang. Meski setiap harinya selalu ramai pengendara, namun tak banyak yang menyadari rumah tua itu merupakan Sanggar Theosofi.
Gerakan Theosofi didirikan pertama kali oleh perempuan bangsawan keturunan Rusia bernama Helena Ptrovna Blavatsky, Gerakan ini masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1883 di daerah Pekalongan.
Beritajateng.tv mendatangi langsung sanggar Theosofi bernama Wijayakusuma itu untuk melihat bagaimana perkumpulan anggotanya di Semarang yang ternyata masih eksis hingga saat ini.
BACA JUGA: Meriahnya Pawai Ogoh-ogoh dan Karnaval Lintas Agama di Semarang
Sekretaris Pusat Persatuan Warga Theosofi Indonesia (Perwathin) Yohana Ina mengungkap sanggar itu berdiri pada tahun 1934 silam. Perempuan yang mengenal Theosofi sejak 23 tahun lalu ini mengaku pendirian sanggar bertujuan untuk perkumpulan warga Theosofi di seluruh wilayah Semarang.
“Sanggar ini berdiri 1934, kemudian disahkan sewindu setelahnya. Ini memang pembangunannya untuk kegiatan Theosofi. Di kota lain di Indonesia pertama kali kan di Pekalongan,” ungkapnya kepada beritajateng.tv, Jumat 16 Juni 2023 sore.
Pertemuan Theosofi dimulai dengan afirmasi
Sembari duduk melingkar dan berdiskusi dengan anggota lain, kami berkesempatan untuk ikut dalam kegiatan Theosofi yang rutin berlangsung setiap minggunya.
“Ini pertemuan yang rutin kita sepakat Jumat sore jam 4 atau jam 5, tergantung kesepakatan setiap anggota. Kalau misal ada hari raya kaya kemarin Waisak, kita ada acara. Tapi yang rutin itu Jumat jam 4,” ucap Yohanna.
Saat pertemuan berlangsung, anggota Theosofi Semarang melakukan diskusi hingga membaca buku-buku Theosofi. Hari itu sebanyak 5 orang menghadiri pertemuan tersebut.
Pertemuan pun dimulai dengan afirmasi terlebih dahulu. Tak jauh berbeda dengan mengheningkan diri bak meditasi, kelima anggota Theosofi Semarang nampak khusyuk dan tenang sesaat sebelum diskusi mulai.
Harumnya dupa semerbak memenuhi ruangan. Bersamaan dengan lantunan kalimat yang terucap dari Yohana saat afirmasi berlangsung. Membuat seisi sanggar hening tak berkutik.