SEMARANG, beritajateng.tv – Penyelenggaraan Festival Wayang Orang yang berlangsung di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Kota Semarang selama empat hari dari 18 hingga 21 Oktober 2023, tak hanya menyuguhkan pertunjukan berkualitas tapi juga harapan akan keberlanjutan kesenian daerah itu.
Pada hari terakhir pelaksanaan, misalnya, ratusan masyarakat yang tak kebagian kursi di dalam Gedung Ki Narto Sabdo harus rela menyaksikan aksi WO Ngesti Pandowo lewat layar videotron di luar ruangan. Namun, hal itu tidak mengurangi antusiasme dan kemeriahan para penonton.
“Saya nonton setiap hari dari hari pertama, Mbak,” kata Bety kepada beritajateng.tv, Sabtu, 21 Oktober 2023.
Bersama sang anak, Bety tak mau ketinggalan satu pun penampilan dalam festival akbar tersebut. Bety mengaku ia hanya menuruti keinginan anaknya.
BACA JUGA: Pertunjukan Wayang Orang Yogyakarta Sukses Curi Perhatian Audiens Kota Semarang
Anaknya yang bernama Muhammad Ibnu, Bety katakan memang sangat menyukai seni wayang tradisional itu. Menurutnya, kecintaan anaknya terhadap wayang orang muncul sejak TK.
“Suka wayang orang karena asyik, tahu wayang awalnya nonton WO Ngesti Pandowo waktu di TBRS pas TK diajak Bu Guru,” ucap Ibnu.
Siswa SD Pindrikan Lor 01 itu bahkan hafal nama-nama karakter di luar kepala. Antara lain Dewabrata, Dewi Sinta, hingga Punokawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Sementara lakon favoritnya adalah Mahabharata.
Harapan kebangkitan WO Ngesti Pandowo
Selepas acara, Ella Ratna Novita, salah satu pemain Ngesti Pandowo, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Meski sempat merasa grogi, Ella berharap antusias penonton akan pertunjukkan wayang orang khususnya WO Ngesti Pandowo semakin tinggi, terutama bagi kalangan anak muda seusianya.