SEMARANG, beritajateng.tv – Berdar sebuah video yang menampakkan Pj Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana yang terlihat berada dalam barisan pendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo dan Gibran.
Adapun video tersebut merupakan unggahan dari sebuah akun Twitter bernama @AbunawasReturn. Tampak dari unggahannya adalah video Nana Sudjana menjemput Prabowo Subianto di bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.
Di dalam video, Prabowo terlebih dahulu menghampiri dan bersalaman dengan PJ Gubernur Jateng tersebut.
Tak hanya menunjukkan video kebersamaan Nana Sudjana dan Prabowo Subianto saja, tampak dalam video itu juga tertera sebuah narasi yang mempertanyakan kenetralan dari pejabat Gubernur Jateng itu.
Lebih detail, narasi tersebut itu mempertanyakan apakah Nana Sudjana yang kini tengah menjabat sebagai kepala daerah juga turut bergabung dalam barisan tim kampanye nasional (TKN) paslon Prabowo-Gibran.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Anies Berikan Dana APBD Rp63 Miliar Untuk Istrinya, Benar?
Beberapa waktu belakangan ini, memang hal ini sudah menjadi objek sorotan publik yang kemudian menanyakan tentang kenetralan dari Nana Sudjana.
Lantas, apakah benar Nana Sudjana berada di dalam barisan TKN paslon Prabowo-Gibran?
Hasil penelusuran video Nana Sudjana dan Prabowo
Setelah melakukan penelusuran tentang dugaan kepihakan dari PJ Gubernur Jateng Nana Sudjana kepada Prabowo Subianto, terdapat sebuahk klarifikasi yang menyebut bahwa Nana yang menjembut Prabowo di bandara Ahmad Yani itu hanya sebagai bentuk penghormatan saja.
Melansir dari artikel milik media Detik.com yang diterbitkan pada 21 Desember 2023 lalu, Nana Sudjana, yang kemudian akrab disapa Nana, menjelaskan bahwa penyambutan yang dilakukan olehnya terhadap kedatangan Prabowo, semata-mata hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap Menteri Pertahanan yang datang ke Jawa Tengah.
Menurut Nana, adalah sebuah kewwajiban bagi pejabat daerah untuk menjemput seluruh menteri atau pemerintahan pusat.
“Menjemput ya, menjemput dan menerima dengan baik. Jadi seluruh menteri atau pemerintahan pusat, dalam hal ini apakah kementerian atau lembaga. Kami ketika ada kesempatan untuk menjemput, kami lakukan penjemputan itu. Kami itu suatu keharusan bagi kita sebagai pejabat di daerah. Tentunya memberi penjemputan itu lumrah, hal yang biasa itu,” jelas Nana.