SEMARANG, beritajateng.tv – Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang, Winda Ratri mengungkap, suhu panas yang warga Kota Semarang rasakan merupakan hal yang wajar.
Alasannya, tutur Winda, sebagian wilayah Jawa Tengah masih memasuki musim kemarau.
“Jadi memang berkaitan dengan sedikitnya tutupan awan, sinar matahari dapat memasuki wilayah bumi, menyinari secara maksimal. Membuat suhu yang kita rasakan terasa sangat panas,” ujar Winda saat beritajateng.tv jumpai di kantornya, Jumat 6 September 2024.
Tak hanya itu, Winda turut mengungkap adanya peningkatan suhu maksimal untuk wilayah Jawa Tengah. Hal itu, kata dia, berkaitan dengan gerak semu tahunan matahari yang terjadi di bulan September.
“Posisi semu matahari itu bergerak dari BBU menuju ke equator. Titik itu berada di equator tepat pada 23 September. Nanti akan bergerak terus ke wilayah selatan equator pada bulan Oktober dan seterusnya,” bebernya.
BACA JUGA: Jelang Puncak Musim Kemarau, BMKG Ungkap Deretan Wilayah Langganan Kekeringan di Jawa Tengah
Akibat gerak semu matahari itu, wilayah Jawa Tengah akan merasakan suhu relatif panas pada siang hari.
Menurut catatan pihaknya, suhu terpanas yang pernah tercatat di Jawa Tengah, secara khusus Kota Semarang, ialah 39,5 derajat celcius. Suhu itu tercatat pada Oktober 2015 silam.
“Itu kan dari suhu maksimum tertinggi yang pernah ada, tapi sekarang dari pantauan kami suhu rata-rata di wilayah Kota Semarang antara 34-36 derajat celcius untuk September ini,” jelas dia.
Bahkan, Winda mengungkap suhu di bulan Oktober bisa lebih panas ketimbang bulan September.
“[Prediksinya] maksimum 39,5. Cuma mungkin tidak terus-menerus segitu. Ya kisarannya antara 34-36 derajat celcius,” sambung dia.
BMKG: Pantura dan Semarang termasuk kawasan terpanas di Jateng
Perihal wilayah Jawa Tengah terpanas, Winda menyebut Pantura sebagai jawabannya. Bahkan, menurutnya, Kota Semarang termasuk yang satu dari yang terpanas di Jawa Tengah.