Selain itu, para pakar mengimbau orang tua agar tak mudah terpengaruh isu hoaks tentang vaksin. Menurut Prof. Hartono, masalah utama bukanlah mutasi virus, melainkan rendahnya cakupan imunisasi. Hal inilah yang membuat wabah campak masih bisa muncul kembali.
BACA JUGA: Imbas Kejadian Luar Biasa Campak di Sumenep, IDAI Ingatkan: Lebih Menular dari Covid-19
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A., Subs IPT(K), menambahkan pentingnya prinsip imunitas kelompok (herd immunity).
“Kalau mayoritas anak sudah vaksin, risiko penularan akan turun drastis. Anak-anak yang belum bisa vaksin, misalnya karena alasan medis, tetap terlindungi berkat lingkungan sekitarnya,” jelasnya.
Bagi para orang tua, penting untuk memahami bahwa bisa menunda imunisasi memang bila anak sedang sakit akut, tetapi jangan sampai mengabaikannya. Setelah kondisi membaik, pemberian vaksinasi tetap harus sesuai jadwal. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk menentukan waktu yang tepat dan aman.
Dengan cakupan imunisasi yang tinggi, anak-anak akan lebih terlindungi, dan masyarakat pun dapat mencegah terjadinya wabah campak di masa depan. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi