Konflik dalam pertarungan carok seringkali timbul akibat kesalahpahaman, dendam, atau perselisihan pribadi yang kompleks. Dalam tradisi carok, umumnya terlibat penggunaan senjata tradisional Madura yang dikenal sebagai “keris” atau “celurit”.
Pertarungan ini membawa risiko yang tinggi, seringkali berakhir dengan luka parah atau bahkan kematian bagi para peserta. Walaupun carok merupakan bagian dari sejarah, pada saat ini praktik tersebut telah dilarang dan ditekan oleh pemerintah Indonesia.
Pemerintah berupaya menggantikan tradisi ini dengan metode penyelesaian konflik yang lebih damai dan sesuai dengan hukum. Namun sayangnya hingga saat ini tradisi tersebut masih cukup melekat dengan identitas masyarakat Madura.
Demikianlah penjelasan mengenai budaya carok sebuah tradisi yang begitu melekat dengan masyarakat Madura. (*)