Sementara untuk sasaran penyaluran TJSL Bank Jateng, yaitu masyarakat miskin di wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Baik perorangan maupun kelompok.
Selain itu, lanjut Herry, masyarakat rentan miskin di Jawa Tengah yang mendapatkan rekomendasi dari gubernur, dan bupati/walikota.
TJSL Bank Jateng capai Rp 321,3 miliar
Ia pun mencontohkan, beberapa program TJSL yang sudah berjalan. Salah satunya dalam hal penanganan stunting yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, baik kabupaten/kota maupun provinsi.
“Kita telah laksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan kepala puskesmas, kepala desa, programer gizi dan bidan desa. Kemudian mengadakan pelatihan bagi kader pendamping intervensi keluarga, serta launching pemberian makanan tambahan atau PMT lokal balita gizi kurang dan bumil KEK atau anemia,” ujar Herry.
BACA JUGA: Bank Jateng Tour de Borobudur Kenalkan Potensi Jawa Tengah Lewat Sport Tourism
Selain itu, juga ada penyaluran bantuan untuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Pada umumnya rumah tidak layak huni erat kaitannya dengan kemiskinan masyarakat.
“Dengan pola kemitraan dan non kemitraan dalam pengentasan kemiskinan, Bank Jateng selalu berkolaborasi dengan stakeholder, supaya penyaluran bantuan berjalan efektif, efisien dan tepat sasaran. Dengan begitu semua dapat merasakan nilai manfaat secara bersama-sama. Sejak tahun 2006 total penyaluran TJSL Bank Jateng sebesar Rp 321,3 miliar,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut Herry atas nama manajemen, mengucapkan terima kasih kepada media yang menjadi mitra. Ia menambahkan media selama ini telah membantu mengawal dan mempublikasikan program-program Bank Jateng kepada masyarakat.
“Kami juga terus menjalin kerjasama dan silaturahmi yang baik kepada semua media dalam meningkatkan kinerja Bank Jateng. Kami tidak anti kritik, namun tentunya dalam pemberitaan haruslah berimbang. Seperti telah diatur dalam kode etik jurnalistik,” imbuhnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto