Perihal apakah outing class sama dengan study tour, Uswatun tak menjawab dengan jelas.
Hingga saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah tak kunjung terbitkan petunjuk teknis (juknis). Padahal sudah ada SE.
Alasannya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah sedang sibuk mengurus PPDB dan berbagai polemiknya.
“Bukan (study tour). Belum ada pembahasan, nanti dibahas dulu terkait peran serta masyarakat, baru dibahas outting class. PPDB dulu ini, belum ke juknis outing class,” tandasnya.
Disporapar Jateng target 60 juta kunjungan selama 2024
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Pariwisata, Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Endro Wicaksana membenarkan adanya target kunjungan wisatawan domestik selama 2024.
“Sebelum pandemi itu kunjungan wisata di Jateng itu sampai sekitar 56 juta kunjungan. Lalu waktu pandemi drop sampai 50 persen, di tahun 2023 mulai kembali,” ujar Endro, Selasa 9 Juli 2024.
BACA JUGA: Larangan Study Tour di Jawa Tengah Masih Atas Kebijakan Ganjar
Pihaknya pun menarget kunjungan wisatawan domestik ke Jawa Tengah sebanyak 60 juta di tahun 2024.
Utamanya menyasar siswa sekolah. Bahkan, kata Endro, ada 5 hingga 5,5 juta kunjungan selama libur sekolah.
“Kondisi sekarang liburan sekolah. Liburan sekolah jadi berkah, banyak orang yang mengunjungi DTW. Mengalami kenaikan 50 persen dari biasanya,” ucapnya.
DPRD Jateng dukung outing class
Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah, Kadarwati menyebut perlunya wisata bagi anak usia sekolah.
Sehingga, keberadaan outing class yang akan menggantikan ataupun sama dengan study tour sebaiknya tetap diadakan di Jawa Tengah.
“Anak sekolah perlu wisata, bagaimana anak sekolah melihat? Katanya kita harus cinta tanah air, kita mau lihat budaya lain tapi kalo tidak ada study tour gimana?” ujarnya.
BACA JUGA: Kritik Larangan Study Tour, Wakil Ketua Komisi X DPR RI: Dampaknya Besar, Jangan Pikir Ego Sektoral
Utamanya, kata Kadarwati, siswa SMA sederajat sangat membutuhkan outing class. Alasannya, siswa SMA tak seperti siswa SMK yang ada kunjungan industri.
“Ya, saya dukung sekolah untuk study tour. Sekolah itu tempat edukasi, bisa lihat secara langsung dan memahami. Pendidikan alam itu penting, ada ikatan emosional, kebersamaan, kemandirian, dan kerja sama,” ucapnya. (*)
Editor: Farah Nazila