“Radio sejak 17 Oktober 2010, itupun kemana-mana mau latihan tidak bisa. Bahkan bayar pun tidak boleh karena mereka bingung melatihnya gimana, akhirnya mau tidak mau kita kita otodidak,” jelasnya.
Tunanetra Diminta Mundur saat Ikut Pelatihan
Menceritakan soal penolakan, Basuki mengaku tak jarang anggota Sahabat Mata menghadapi perlakuan tidak enak. Terbaru, salah satu teman tunanetra yang menyandang low vision terpaksa mundur dari sebuah pelatihan hampers.
“Ada teman low vision ketika ikut pelatihan hampers buket mendapat tawaran untuk mundur karena pelatih menganggapnya tidak bisa mengikuti. Padahal harusnya bukan pesertanya yang mundur, tapi pelatihnya yang menyesuaikan bagaimana cara teman-teman tunanetra bisa mengikuti pelatihannya,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kue Kering Difabel Blora Banjir Orderan
Meski begitu, Basuki tak pantang menyerah. Penolakan demi penolakan yang datang malah semakin membulatkan tekadnya. Karena pada dasarnya, kegiatan mereka memang muncul sebagai jawaban atas penolakan tersebut.
“Kita sedang coba rencanakan untuk membuat pelatihan juga. Insyaallah akan kita buktikan melalui Sahabat Mata kalau teman-teman tunanetra juga bisa membuat hantaran, parcel lebaran, dan sebagainya. Karena itu memang seharusnya nggak terlalu sulit untuk teman-teman tunanetra,” kata Basuki.
“Itu cara protes kita. Kita tidak gembar-gembor kemana-mana tapi kita buktikan kalau kita bisa. Kita tunjukkan bahwa kita mampu,” imbuhnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto