Selain itu, ia menekankan supaya para petinju tak memikirkan hal-hal di luar teknis.
“Untuk memelihara harapan itu, maka motivasi, nyali, keteguhan hati yang bersih harus ada pada tiap petinju. Fokus bertanding, dan jangan pikir macam-macam,” ujar Soedjatmiko.
Ia menyebut, salah satu ketakutan yang sering mendera atlet adalah sistem penilaian oleh juri. Adapun pada PON 2024 nanti, sistem penilaian petinju di atas ring bakalan fair karena menggunakan sistem komputer.
Dengan sistem ini, setiap petinju dituntut untuk memasukkan pukulan bersih yang menghasilkan poin.
“Kami semua punya mimpi yang sama yaitu semua petunju bisa meraih prestasi terbaik di PON. Prestasi akan memberikan tidak hanya ‘jeneng‘ (nama) tapi juga ‘jenang’. KONI Jateng sudah mengajukan ke Pemprov bagi peraih medali emas PON mendapatkan bonus Rp250 juta,” tutur Soedjatmiko yang juga wakil ketua umum II KONI Jateng itu. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi