SEMARANG, beritajateng.tv – Munculnya satu kasus polio di Kabupaten Klaten membuat Jawa Tengah (Jateng) harus mengadakan sub PIN Polio dengan sasaran sebanyak 3,9 juta anak di setiap kabupaten/kota.
Hal tersebut merupakan penuturan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar saat mengisi workshop bertajuk ‘Komunikasi Risiko dalam Merespons Kejadian Polio di Provinsi Jawa Tengah.’ Adapun acara tersebut berlangsung di Situation Room Diskominfo Kota Semarang, Rabu 24 Januari 2024.
“Jangan sampai ada kasus polio di Jateng atau di Indonesia, karena (polio) sudah dianggap tidak ada tahun 2014,” ujar Yunita.
Usai penemuan kasus polio di Klaten, Yunita bercerita pihaknya dapat sedikit menghela nafas lega lantaran saat melakukan pengecekan melalui sample, tak ada balita lainnya yang positif.
“Yang membuat agak sedikit tenang itu karena saat kita cek 30 balita, semuanya sehat dan samplenya negatif. Bahkan pihak UNICEF sampai Kemenkes itu stay di sana (Klaten) karena kasus polio ini,” ungkap Yunita.
BACA JUGA: Ramai Penolakan Vaksinasi Polio, Pakar Unnes: Perlu Cakupan 100 Persen Agar Satu Negara Kebal
Meskipun begitu, Yunita mengaku harus tetap waspada. Alasannya, mobilitas di Jateng begitu tinggi. Hal itu bisa saja menimbulkan kasus polio baru.
“Kan karena mobilitas orang Jawa Tengah, bisa saja menimbulkan kasus polio. Yang menjadi PR kita selanjutnya bahwa anak-anak, ini kalau lahir sampai dengan umur tertentu harus lengkap imunisasinya, supaya tidak kena penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi,” bebernya.
Vaksinasi di Jateng belum penuhi target, Semarang salah satunya
Belum memenuhi target, Yunita menyebut masih ada 7 kabupaten/kota yang belum mencapai target 95 persen dalam melakukan vaksinasi polio. Adapun wilayah itu antara lain Kota Surakarta, Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Temanggung.
