Padahal, saat ini usia armada rata-rata sudah di atas 10 tahun. Bahkan ada yang di atas 15 tahun. Ia pun mendorong intervensi pemerintah dalam menghindari kegagalan angkutan umum.
“Sungguh miris terjadi pembiaran terhadap kondisi yang ada. Tentunya akan mempercepat proses hilangnya pelayanan angkutan umum,” kata Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu.
Kendati demikian, Djoko menekankan jika layanan angkutan umum tidak bisa berdiri sendiri. Artinya, layanan angkutan umum harus didukung dengan edukasi.
BACA JUGA: Asap Ngebul Hingga Sering Mogok, Mbak Ita Tunjuk Konsultan Transportasi Evaluasi Trans Semarang
Menurutnya, ada tiga faktor untuk edukasi angkutan umum. Yaitu dukungan komunitas, komunikasi media dan endorsements pemerintah.
“Jangan serahkan sepenuhnya masalah edukasi kepada pemerintah karena pasti tidak jalan. Peran serta masyarakat sadar jauh lebih penting,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila