HeadlineIndepth

Caleg Anti Mainstream Berebut Suara di Jateng, Cosplay jadi Ultraman Gemoy Hingga Mengaku Bisa Gila Jika Tak Jadi

×

Caleg Anti Mainstream Berebut Suara di Jateng, Cosplay jadi Ultraman Gemoy Hingga Mengaku Bisa Gila Jika Tak Jadi

Sebarkan artikel ini
caleg anti mainstream
Baliho Caleg Partai Golkar DPR RI Jamaludin Malik dengan kostum Ultraman di Jepara. (dokumen pribadi)

Ia bercerita alasannya menggunakan poster dengan kata-kata unik. Menurut Budi, jika poster dengan cara yang biasa, orang hanya melihat sepintas dan sambil lalu. Namun dengan sesuatu yang unik, saat orang lewat setidaknya akan menjadi perhatian.

“Dari baliho itu ada yang menganggap saya seperti orang gila. Ada yang menganggap bagian dari strategi dan ada yang menganggap biasa-biasa saja. Itu terserah cara pandang masyarakat untuk menilai saya,” jelas Budi.

Dengan cara unik yang dipakai, ia optimis bisa lolos ke lembaga legislatif. Karena PPP sendiri menggunakan sistem gotong royong, sehingga masing-masing caleg berusaha menyumbangkan suara di masing-masing Dapil agar PPP di Kota Semarang bangkit kembali.

Selain poster unik, Budi mengaku juga melakukan sejumlah cara untuk mengkampanyekan dirinya.

“Saya besar kan di jalanan, jadi kampanye yang kami lakukan ya dengan nongkrong di jalanan di daerah dapil saya,” imbuhnya.

Geminiantoro foto bareng Lexxy, ular kesayangan

Demi merebut suara rakyat, para caleg anti mainstream yang bertarung dalam Pileg 2024 rela melakukan berbagai cara pada masa kampanye ini. Memasang baliho bergambar unik menjadi salah satu cara, seperti yang dilakukan oleh Geminiantoro Raharjo, caleg DPRD Kota Semarang dari Partai Gerindra.

Caleg DPRD Kota Semarang Dapil 6 ini memasang baliho dengan desain yang terbilang unik dan anti mainstream.

Tidak seperti baliho umumnya yang menampilkan caleg dengan pose formal dan setelan jas, Geminiantoro memilih memasang potretnya sedang menggendong ular berukuran besar dan berwarna kuning.

caleg unik Semarang
Caleg DPRD Kota Semarang Geminiantoro Raharjo berpose bareng ular di balihonya. (dokumen pribadi)

Gemini sapaan akrabnya mengatakan, foto bersama ular adalah salah satu cara agar masyarakat Kota Semarang mengenalnya, khususnya pada Dapil 6.

“Karena saya menilai, banyak caleg yang balihonya terlalu monoton, stylenya begitu-begitu aja. Akhirnya saya punya hobi foto sama ular peliharaan saya, itu yang saya pilih,” ungkapnya kepada beritajateng.tv, Minggu, 7 Januari 2024.

Geminiantoro mengakui bukanlah tipikal orang yang menonjol. Ia jarang sekali berfoto. Bahkan, ia baru mempunyai media sosial setelah bergabung dengan Partai Gerindra dan maju sebagai caleg DPRD Kota Semarang.

Foto yang ada pada balihonya pun ia ambil pada tahun 2021 silam. Sayangnya, Lexxy, nama ular kuning yang ada di baliho Gemini, kini telah mati.

Pada sisi lain, Gemini tak menampik jika caranya dalam berkampanye dengan menampilkan potret bersama ular mungkin tak semua pihak bisa menerimanya.

Namun demikian, Gemini menganggapnya sebagai hal yang biasa dalam kontestasi pemilu. Yang terpenting baginya adalah bagaimana mendapat perhatian masyarakat.

“Mungkin tidak semua orang menilai bagus foto sama ular, tapi paling tidak orang mengingat. Karena salah satu cara untuk mendapat perhatian tidak selalu dengan berbuat baik, tapi berbuat nyeleneh. Antara mereka setuju atau tidak itu kan kita bisa bangun setelah mereka mengenal,” jelas Gemini.

Pertama kali terjun ke politik

Lebih lanjut, Gemini yakin cara yang tak biasa ini bisa menarik perhatian masyarakat dan menjadi daya tarik untuk melihat dan mencoblos namanya.

Apalagi, Pileg 2024 merupakan kali pertama ia terjun langsung ke kontestasi pemilu 5 tahunan ini. Gemini yang bukan berasal dari keluarga politikus tentu membutuhkan cara cepat untuk menaikkan popularitas. Gemini menganggap, foto bersama ular dapat mempopulerkan namanya sebagai caleg anti mainstream.

BACA JUGA: Video Ukur Efek Gibran, PDIP Kumpulkan Ribuan Caleg dan Tim Siber di Semarang

“Salah satu cara harus bisa populer dulu, meningkatkan elektabilias harus begitu. Kalau saya foto pakai kopiah, itu menurut saya banyak yang sama. Karena saya bukan lahir dari keluarga politik sehingga saya harus bisa mengkarbit ini dalam waktu dekat, harus bisa masyarakat kenal dengan cepat,” imbuhnya.

Memiliki latar belakang sebagai pengusaha kontraktor, karir Gemini memang sangat jauh dari dunia politik. Meski begitu, hal tersebut tak menyurutkan niatnya untuk memajukan daerah.

Selain baliho dengan foto bersama ular, Gemini tentu juga menjalankan upaya-upaya kampanye lainnya. Misalnya dengan meluncurkan mobil kesehatan dan Relawan Gemini Berjuang.

Dengan berbagai upaya yang ia lakukan, Gemini yakin bisa lolos menjadi anggota dewan. Ia pun berharap, dengan menjadi anggota DPRD Kota Semarang nantinya, ia dapat memperbaiki kehidupan masyarakat di wilayahnya serta bisa memperbaiki citra anggota dewan dengan tidak mengingkari janji-janji kampanye.

“Optimis sekali, mungkin saya bisa bilang 99 persen, untuk 1 persennya saya kembalikan kepada Yang Maha Kuasa. Tapi dari saya dan tim saya optimis,” tegasnya.

Caleg anti mainstream, pakar komunikasi sebut untuk tampilkan diferensiasi

Pakar Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Lisa Mardiana menyebut baliho unik merupakan bagian dari gimmick komunikasi politik. Menurutnya, hal itu menjadi bagian strategi kompetitif seorang caleg untuk melawan saingannya yang jumlahnya tak sedikit.

“Kita tahu bahwa caleg itu menghadapi kompetitor yang luar biasa banyaknya. Mereka ingin dikenal dan bersaing dengan para caleg lainnya. Gimmick komunikasi politik itu perlu kemasan yang kreatif sehingga bisa menarik perhatian khayalak,” ujar Lisa saat beritajateng.tv hubungi, Minggu, 7 Januari 2024.

BACA JUGA: KPU Jateng Tetapkan DCT, 1.473 Caleg Siap Bersaing Rebutkan 120 Kursi DPRD Provinsi Jawa Tengah

Terlebih, lanjut Lisa, baliho termasuk APK yang memiliki karakteristik sekilas pandang dan tak begitu saja dapat memberikan informasi lengkap kepada masyarakat.

“Fungsi baliho itu membangun awareness. Ketika baliho itu dikemas unik, itu menjadi bagian dari strategi diferensiasi untuk menghadapi strategi persaingan tadi,” sambung Lisa,

Pihaknya meyakini, tampilan baliho yang unik dan berbeda akan berpotensi membuat caleg tersebut semakin terlihat dan dilirik oleh khayalak.

“Daripada (baliho caleg biasa) yang sekadar berlalu ‘oh ya sudah’ gitu saja. Kalau dengan tampilan unik, menarik, dan berbeda, orang akan punya perhatian yang lebih, awareness-nya jadi lebih muncul dan dalam,” jelas Lisa.

Menguntungkan dengan masifnya sosial media

Gambar maupun narasi unik yang tercantum dalam baliho caleg, bagi Lisa, semakin menguntungkan dengan masifnya media sosial seperti saat ini. Alasannya, baliho unik juga berpotensi membuat orang mencari siapa sesungguhnya sosok caleg tersebut.

“Ketika ada awareness yang muncul dan viral, orang jadi pengin tahu lebih dalam. Itu bisa dimanfaatkan dan ditarik oleh caleg bagaimana mengemas dirinya dengan keviralan itu. Seperti siapa personel ataupun programnya. Ini akan memungkinkan calon pemilih mempelajari lebih dalam,” ungkap Lisa.

Kendati demikian, risiko caleg untuk mendapat citra tidak baik bisa saja terjadi jika masyarakat tak mencari tahu lebih dalam terkait hal itu.

“Kalau respons masyarakat yang muncul hanya sekadar melihat baliho unik itu saja tanpa menggali lebih dalam, maka itu bisa memperburuk citra caleg terkait,” tandas Lisa. (*)

Reporter: Made Dinda Yadnya Swari, Elly Amaliyah, Fadia Haris Nur Salsabila

Editor: Ricky Fitriyanto

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan