“Tambahan itu adalah hasil inisiatif dari pemerintah daerah di Konawe, 10 kepala keluarga. Kemudian dari Kementerian Transmigrasi itu juga ada 1 rumah hunian yang masih kosong, kami renovasi kami perbaiki 1 lagi, jadi total keseluruhan 132 KK,” ungkapnya.
Saat disinggung rencana transmigrasi pada 2025 mendatang, pihaknya mengaku masih berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan.
“Karena seperti diketahui ya, saya hanya menyampaikan fakta bahwa dalam masa transisi ini anggarannya masih melakukan adjustment, kira-kira begitu,” tegas dia.
Idealnya, lanjut dia, satu KK transmigran bisa mendapatkan satu rumah tinggal dan lahan seluas dua hektare untuk bekerja.
BACA JUGA: Cegah Perdagangan Orang, Kantor Imigrasi Semarang Kini Hanya Layani Pengajuan E-Paspor
Singgung hilirisasi SDM dan transmigrasi, apa korelasinya?
Dalam kesempatan itu, Iftitah menyinggung pentingnya peran transmigrasi dalam hilirisasi sumber daya manusia (SDM).
“Hilirisasi SDM itu kan sesuai dengan arahan bapak Presiden untuk meningkatkan nilai tambah, betul kan? Misalnya gabah, itu akan jauh lebih bernilai jika petani menjualnya beras. Nilai tambahnya itu bisa sampai dengan 5 kali lipat, begitu juga SDM,” jelas dia.
Menurut hematnya, Indonesia sangat banyak mendapat bonus demografi. Sehingga, ia berharap SDM itu bisa produktif, tak terkecuali transmigran.
“Alangkah sayangnya kalau kita memberangkatkan para transmigran hanya modal keberanian dan kemauan, tanpa skill dan knowledge yang memadai. Tapi lebih berbahaya lagi kalau sudah punya skill dan knowledge, tapi tidak punya keberanian. Nah, ini harus padukan antara keberanian, kemauan, skill, dan knowledge,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi