SEMARANG, beritajateng.tv – Dalam debat publik kedua Pilwalkot Semarang 2024, khususnya saat sesi tanya jawab, Calon Walikota nomor urut 1 Agustina Wilujeng menanyakan terkait mandatory spending kepada Calon Walikota Semarang nomor urut 2 Yoyok Sukawi.
Mandatory spending merupakan pengeluaran negara yang sudah diatur undang-undang.
“Saya akan bertanya tentang mandatory spending. Ada beberapa anggaran dimana saat kita menerimanya, ada minimal presentase yang digunakan untuk mendanai hal tertentu,”
“Di Semarang ini ada empat, mas, hasil untuk mendanai hal tertentu, dan presentasenya masih terlalu kecil. Apakah mas Yoyok paham apa saja itu dan presentasenya berapa untuk dicapai?” tanya Agustina dalam debat Pilwalkot Semarang di Hotel Patra, Jumat 8 November 2024.
Menanggapi hal ini, Yoyok mengatakan bahwa mandatory spending pertama Yoyok-Joss adalah pendidikan, sebesar 20 persen. Kemudian adalah kesehatan, sebesar 5 persen.
“Yang ketiga adalah mandatory spending terkait sosial dan urusan tata kelola untuk Trans Semarang,” kata Yoyok Sukawi.
BACA JUGA: Debat Kedua Pilwalkot Semarang, Ini Program Agustin dan Yoyok dalam Optimalisasi Pendapatan Daerah
Agustina kemudian meluruskan bahwa pertanyaannya mencakup mandatory spending dari hasil pajak.
“Mas Yoyok, saya mohon maaf, pertanyaaannya tadi adalah mandatory spending yang khusus dari hasil pajak, itu ada kewajiban untuk dianggarkan ke anggaran tertentu. Di Semarang ini ada empat,” jelas Agustin.
“Yang harus saya sampaikan itu ada empat hasil penerimaan BPJT, pajak rokok, dan pajak air tanah,”
Ia pun mengatakan bahwa persentase penerimaan BPJT paling kecil adalah untuk dana penerangan jalan, 10 persen.
Menanggapi itu, Yoyok mengatakan bahwa pihaknya, dalam pendapatan Semarang, tidak terlalu berfokus ke perpajakan.
“Kami sadar, perpajakan memberatkan warga Kota Semarang. Meski kami akan meningkatkan pendapatan perpajakan ini melalui intensifikasi pendapatan pajak,” katanya.