Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Debat Kedua Pilwalkot Semarang, Ini Program Agustin dan Yoyok dalam Optimalisasi Pendapatan Daerah

×

Debat Kedua Pilwalkot Semarang, Ini Program Agustin dan Yoyok dalam Optimalisasi Pendapatan Daerah

Sebarkan artikel ini
debat pilwalkot semarang
Foto kolase: Agustina Wilujeng (kiri) dan Yoyok Sukawi (kanan) dalam debat Pilwalkot Semarang, Jumat 8 November 2024.

SEMARANG, beritajateng.tv – Debat publik putaran kedua Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang telah dimulai, Calon Walikota Semarang nomor urut 1 Agustina Wilujeng dan Calon Walikota nomor urut 2 Yoyok Sukawi debat perihal optimalisasi pendapatan daerah.

Agustina optimis bahwa programnya akan berjalan dengan baik karena adanya option pajak bermotor.

“Pada tahun 2024-2025, dengan perubahan peraturan perundang-undangan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah mendapat keleluasaan anggaran yang luar biasa,”

“Kami yakin semua program akan berjalan karena adanya option dari pajak bermotor dan pihak balik nama bermotor,” kata Agustina, di Hotel Patra Semarang, Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Jumat 8 November 2024.

BACA JUGA: Buka Debat Pilwalkot Semarang, Visi Misi Agustina-Iswar: Rp25 Juta Per RT dalam Setahun

Menanggapi pernyataan Agustin, Yoyok mengatakan bahwa alasan pendapatan daerah kurang optimal karena adanya ketergantungan pada sektor formal yang tinggi.

“Kurangnya diversifikasi pendapatan daerah, dan belum optimalnya kinerja koperasi dan BUMD,”

Dalam hal ini, Yoyok menyebut programnya yang ia klaim dapat meningkatkan pendapatan daerah tersebut.

“Kami akan meningkatkan pendapatan daerah dalam mencari alternatif pembiayaan pembangunan non-pajak,”

Yoyok menyebut akan mencari sumber dana di tempat lain, yakni dengan BUMD dan optimalisasi aset-aset pemerintah Kota Semarang.

Agustin, menanggapi ini, mengatakan bahwa Pemerintah Kota Semarang akan menerima Rp135 miliar.

“Artinya apa? (penerimaan Rp135 miliar) Dengan berbagai macam keleluasaan anggaran ini, kita dapat menurunkan uang sampai ke tingkat RT, ke tingkat ibu-ibu PKK, tingkat dasawisma,” kata Agustina.

Tinggalkan Balasan