SEMARANG, beritajateng.tv – Detik-detik Waisak akan jatuh pada Minggu, 4 Juni 2023 tepat pukul 10.49.19 WIB.
Namun, tak banyak yang tahu mengapa waktu tersebut terpilih sebagai detik-detik Waisak yang merupakan Hari Suci bagi umat Buddha di seluruh dunia.
Romo Pandita Muda Aggadhammo Warto mengungkap alasan terpilihnya pukul 10.49.19 WIB sebagai waktu inti dari detik-detik Waisak.
“Mengapa 10.49.19 WIB? Itu sudah setiap tahunnya berbeda. Menurut perhitungan, itu waktu paling terang-terangnya bulan bersinar di angkasa,” ungkap Romo Aggadhammo di Vihara Tanah Putih, Sabtu, 3 Juni 2023.
Saat detik-detik Waisak, umat Buddha sudah dalam kondisi meditasi. Adapun kondisi tersebut ialah memusatkan pikiran dalam satu titik.
“Pas detik-detik itu kita sudah tidak bergerak apa-apa. Menenangkan pikiran, memusatkan pikiran pada satu titik. Misalnya kalau melalui obyek, kita mengamati keluar masuknya nafas. Ada juga yang melantunkan metta (cinta kasih) dengan doa semoga semua mahkluk berbahagia. Dan ada yang melantunkan nama Buddha,” terangnya.
Seusai Detik-detik Waisak: Mengungkap Makna dari Hari Raya Umat Buddha
Romo Aggadhammo juga bercerita perihal makna dari Hari Raya Tri Suci Waisak yang sangat beroleh sambutan dari seluruh umat Buddha di penjuru dunia tersebut. Yakni memperingati lahirnya Pangeran Siddharta Gautama, memperingati Siddharta Gautama yang mencapai Kebuddhaan atau kesadaran agung, serta Parinibbana atau wafatnya Sang Buddha Gautama.
“Karena itu disebut Tri Suci Waisak. Tiga peringatan penting pada Guru Agung kita, yakni Buddha Gautama,” tuturnya.
Agama Buddha memiliki beberapa aliran. Di Indonesia, terdapat aliran Theravada, Mahayana, Tantrayana, dan Buddhayana. Romo Aggadhammo mengungkapkan bahwa Vihara Tanah Putih yang berlokasi di Kecamatan Candisari, Kota Semarang itu beraliran Theravada.