SEMARANG, beritajateng.tv – Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah mengimbau masyarakat mengubah pola pikir agar tak lagi makan asal kenyang, melainkan makan untuk sehat.
“Saatnya ubah pola pikir tentang konsep, bukan lagi makan kenyang, tapi menjadi makan sehat,” ujar Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dishanpan Jateng, Lucia Sri Winarni Susilowati, Selasa, 7 Agustus 2024.
Hal tersebut ia sampaikan saat kegiatan Aku Hatinya PKK (Amalkan dan Kukuhkan Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman) bagi Tim Penggerak PKK kabupaten/kota, yang digelar di Monumen PKK Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Ia prihatin dengan banyaknya pemberitaan mengenai anak-anak yang terpaksa mesti menjalani cuci darah akibat konsumsi makanan dan minuman yang kurang tepat.
BACA JUGA: Petik Tomat dan Panen Ikan, Delegasi Pakta Milan Pelajari Ketahanan Pangan Semarang di SDN Pekunden
“Baca kandungan yang ada di kemasan makanan. Hindari makanan berpengawet, mengandung pewarna, dan yang terlalu manis. Jangan meracuni anak-anak kita. Lebih baik bikin jus aja,” tuturnya.
Menurutnya, konsumsi anak, remaja, dan orang tua tidaklah sama. Namun, masih banyak orang berpikiran jika makanan yang mesti orang dewasa hindari seperti yang bisa mengakibatkan kolesterol, asam urat, juga tidak boleh diberikan untuk anak-anak.
“Contohnya gulai. Bapaknya nyirik (menghindari) karena kolesterol, anaknya juga tidak mereka beri. Padahal, anak butuh minyak, butuh santan. Makanya, penting untuk mengetahui kebutuhan makanan pada anak dan dewasa,” ungkapnya.
Ia menambahkan, makanan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) mesti orang tua perhatikan agar tumbuh kembang anak tidak terhambat, serta terhindar dari stunting.