Ini bagian dari upaya menciptakan kesejahteraan keluarga sehingga harapannya tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Kedua, keterlibatan pola asuh kedua orang tua sangat penting.
“Bapak dan ibu harus memahami pola asuh, tanggung jawab pengasuhan tidak hanya di ibu,” ujarnya.
Ketiga, lanjut Ulfi, pelayanan pencegahan kekerasan perempuan dan anak. Selanjutnya, pencegahan pekerja anak dan pernikahan anak. Hal itu perlu peran kaum pria.
Ketua Forum Garpu Perak Kota Semarang, Hari Waluyo mengatakan, pelaku kekerasan sebagian besar adalah laki-laki, sedangkan korban merupakan perempuan dan anak. Maka, perlu adanya partisipasi laki-laki dalam pencegahan kekerasan. Dibentuknya Garpu Perak ini untul mencegah kekerasan perempuan dan anak.
“Acuannya lima arahan presiden. Kami memang memprovokasi, mengajak masyarakat, harus mengubah mindset. Laki-laki di budaya jawa egonya tinggi. Kami coba mengkampanyekan laki-laki tidak seperti itu. Laki-laki membantu istri. Pekerjaan rumah dibantu. Pada dasarnya kalau ibu bahagia anak-anak bahagia, keluarga bahagia,” jelasnya.
Pihaknya terjun langsung ke lapangan untuk mengkampanyekan pencegahan perempuan. Satu diantaranya melalui sosialisasi ini diharapkan LPMK bisa memberikan edukasi ke masyarakat.
“Kami undang semua LPMK supaya menyosialisasikan ke masyarakat,” ujarnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah